SuaraJawaTengah.id - Tak hanya tokoh nasional yang mengisi orasi kebangsaan pada Apel Kebangsaan di Lapangan Simpang Lima Semarang, Minggu (17/3/2019).
Tampil juga dua ulama kharismatik, yakni Ketua Jamiyyah Ahlith Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyyah (Jatman) Habib Luthfi bin Yahya dan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
"Apakah kumpul seperti ini masih meragukan kekuatan Indonesia. Kita bangga punya Merah Putih, pertama kehormatan bangsa, kedua harga diri bangsa, dan ketiga jati diri bangsa. Itu satu lambang yang luar biasa," kata Habib Luthfi di hadapan ribuan peserta Apel Kebangsaan.
Masyarakat Indonesia dalam merawat kebangsaan, kata Habib Luthfi, harus meniru leluhur zaman dahulu. Meski, bendera penjajah ada di tiap sudut Indonesia namun, para leluhur mampu menanamkan arti merah-putih pada tiap jiwa rakyat.
Baca Juga: Keponakan Prabowo Ditangkap Polisi Kasus Pembobolan Bank
"Kita kagum sama kasepuhan dulu, banyak bendera penjajah di seluruh tanah air, sesepuh kita menanamkan merah putih di tiap tiang rumah yang ada," kata Habib Luthfi.
Cara itu, ujar Habib Luthfi, sampai saat ini masih melekat dilakukan oleh warga di pelosok desa-desa. Manakala setiap warga yang akan membangun rumah, pasti akan diberi bendera merah-putih pada tonggak usuk rumah paling tinggi di bagian atap.
"Termasuk ada janur kuning, padi, pisang dan bendera saat bangun rumah, itu semua lama-lama janur layu, padi makin kuning, pisang juga makin matang, berubah karena waktu, tapi hanya satu yang tak berubah warna dan bentuk, bendera Merah Putih," jelasnya.
Indonesia juga harus bisa seperti lautan, memiliki jati diri yang kuat dan tidak bisa diatur atau diubah ideologinya oleh siapa saja.
"Banyak sampah dibuang ke laut, tapi ombak akan menyapunya untuk kembali ke daratan. Air tawar bermuara semua ke laut, tapi tidak akan merubah rasa asin air laut. Itu lah harusnya Indonesia, tidak akan berubah jati dirinya," tukasnya.
Baca Juga: Pemain Futsal Timnas Selandia Baru Jadi Korban Penembakan di Christchurch
Sementara, Mbah Moen menyampaikan lahirnya pemikiran Pancasila sesuai ajaran Wali Sanga yang diturunkan juga di tanah Jawa.
Berita Terkait
-
Abdur Arsyad Senggol Menteri HAM Natalius Pigai Buntut Kasus Penembakan Siswa di Semarang
-
Ramai Disenggol Netizen, Menteri HAM Natalius Pigai Turunkan Tim Pantau Kasus Penembakan Siswa SMK di Semarang
-
Keluarga Siswa SMK Semarang Tewas Ditembak Resmi Lapor Polisi Atas Dugaan Pembunuhan dan Penganiayaan
-
Polisi Penembak Siswa SMK di Semarang Resmi Ditahan, Lepaskan 2 Kali Tembakan, Korban Ada Tiga
-
Netizen Soroti Kemunculan Buzzer di Kasus Polisi Tembak Anggota Paskibra, Tandanya Apa?
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
Terkini
-
Pengamat: Peran Jokowi dan Prabowo Kunci Kemenangan Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jawa Tengah
-
Kemenangan Jaguar di Pilwalkot Semarang: Strategi PDIP Didukung Logistik yang Besar
-
Kemenangan Luthfi-Yasin di Pilgub Jateng: Analisis Faktor Dominan dan Dinamika Politik ke Depan
-
Semarang Diprakirakan Hujan Ringan, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
-
Ahmad Luthfi-Taj Yasin Unggul di Hitung Cepat, Sudaryono Puji Pasukan Samurai dan Jangkrik, Apa Itu?