Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 31 Maret 2019 | 16:28 WIB
Pemutaran film pendek di GOR Mahesa Jenar Purbalingga Jawa Tengah oleh Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga dalam agenda Hari Film Nasional. [Dokumentasi CLC Purbalingga]

SuaraJawaTengah.id - Sebagai aktivis mahasiswa, Fajar Suganda akhirnya mengalah. Ia menuruti nasihat ibunya. Berangkat kembali ke kota dimana Fajar kuliah untuk melanjutkan perjuangan menurunkan rezim represif Soeharto dengan menyuarakan Golput (Golongan Putih).

Peristiwa intimidasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) di awal tahun 1997 menjelang Pemilu terakhir Orde Baru telah menorehkan luka yang tak terlupakan. Fajar dibenturkan dengan sesama pemuda di desanya sebagai strategi ABRI saat itu untuk menangkapnya.

Demikian sinopsis film pendek fiksi "ABRI Masuk Desa (AMD)" produksi Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFB) dan Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga yang diputar perdana pada Sabtu (30/3/2019) malam di panggung luar GOR Mahesa Jenar Purbalingga.

Pemutaran perdana ini sekaligus menandakan program pemutaran bulanan CLC Purbalingga Bioskop Rakyat dalam rangka Hari Film Nasional (HFN) ke-69 yang jatuh tepat pada 30 Maret.

Baca Juga: Atasi Nyeri Tulang Bengkok, Sutopo BNPB Belajar Yoga

Sementara itu, di hari yang sama, film berdurasi 13 menit ini juga diputar di ruang Fikom Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Nusa Tenggara (NTB) Barat kerjasama Sumbawa Cinema Society (SCS).

Usai pemutaran film berbahasa Jawa Banyumasan ini dilanjutkan sesi diskusi.

Bowo Leksono, selaku sutradara dan penulis skenario mengatakan, film AMD didasarkan dari kisah yang pernah dialaminya sendiri.

"Politik represif Soeharto saat itu tidak hanya terjadi di kota-kota dengan basis intelektual, namun hingga ke pelosok desa," ujar direktur CLC Purbalingga.

Salah satu penonton Hasdian Kharisma Priani, merasa mendapatkan gambaran yang cukup bagaimana kondisi perpolitikan saat itu.

Baca Juga: Waduh! Adegan Romantis Ussy Sulistiawaty - Teuku Zacky Banyak Disensor

"Saya lahir setahun setelah Soeharto lengser, lewat film ini saya dapat merasakan bagaimana saat itu orang dibatasi untuk berpendapat," ujar mahasiswi jurusan teater Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta asal Purwokerto.

Load More