SuaraJawaTengah.id - Langkanya curah hujan di musim kemarau mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah meluas. Warga kini kesulitan mendapatkan air bersih.
Warga berharap pemerintah atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap bisa menyediakan air bersih untuk warga yang mengalami kekeringan.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Heru Kurniawan mencatat, air bersih yang disalurkan pihaknya sudah mencapai 12 tangki. Kucuran bantuan air jernih untuk warga itu bersumber dari APBD Cilacap melalui anggaran tahun ini.
“Sampai dengan saat ini, berdasarkan hasil rekapitulasi pengiriman air bersih bagi warga terdampak bencana kekeringan di wilayah kami sudah 12 tangki,” kata Heru Kurniawan, Rabu (19/6/2019).
Baca Juga: Hujan Lokal akan Warnai Sebagian Jawa Tengah Pada Malam Takbiran
Bantuan air tersebut disalurkan untuk 6 desa dalam 5 kecamatan. Masing-masing Desa Panikel Kecamatan Kampung Laut sebanyak 3 tangki, Desa Binangun, Bantarsari (2 tangki), dan Desa Babakan, Kawunganten (1 tangki).
Kemudian di Kecamatan Patimuan, penyaluran air bersih menyasar Desa Purwodadi 2 tangki, dan Desa Rawaapu 2 tangki. Sedangkan di Kecamatan Gandrungmangu, penyaluran air bersih menyasar Desa Wringinharjo sebanyak 2 tangki.
Hari ini, BPBD Cilacap kembali melakukan penyaluran air bersih untuk warga terdampak kekeringan di Desa Sidamukti Kecamatan Patimuan dan Ujungmanik Kecamatan Kawunganten.
“Hari ini BPBD mengagendakan penyaluran air bersih ke dua desa itu. Jadi untuk wilayah terdampak (kekeringan) memang bertambah,” kata dia.
Kondisi tersebut menjadikan BPBD kian meningkatkan kesiapsiagaan. Para personelnya terus mengaktifkan pemantauan kondisi wilayah, terutama yang dikategorikan rawan kekeringan.
Baca Juga: Puasa Hari Ke-29, Wilayah Jawa Tengah Cerah Berawan
Hingga saat ini wilayah yang rawan kekeringan di Kabupaten Cilacap tersebar pada 65 desa dalam 18 kecamatan.
Sementara BPBD telah menyiapkan 110 tangki air bersih dari APBD Cilacap tahun ini. Satu tangki berkapasitas 5.000 liter air.
Berita Terkait
-
Krisis Air Serbia Makin Parah: Bagaimana Nasib Ribuan Ternak?
-
Parah! 7 Provinsi di Indonesia Kekeringan Ekstrem, 2 Bulan Tak Diguyur Hujan
-
Kapan Musim Hujan 2024 Dimulai? Cek Perkiraan Cuaca Lengkap Hingga Akhir Tahun Yuk
-
4 Cara Jaga Kesehatan di Tengah Teriknya Musim Kemarau
-
Diterpa Kemarau, Sungai Batanghari di Jambi Surut
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Apa Itu Swiss Stage di M6 Mobile Legends? Begini Sistem dan Eliminasinya
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
Terkini
-
Ahmad Luthfi-Taj Yasin Menang, Partai Golkar Jateng: Kerja Keras Seluruh Elemen
-
Waspada! Semarang Berpotensi Hadapi Hujan Lebat dan Angin Kencang Selama Sepekan ke Depan
-
Akademisi UIN Walisongo Soroti Praktik Politik Uang dan Lemahnya Peran Bawaslu di Pilkada 2024
-
Misteri Tewasnya Siswa SMK di Semarang: Polisi Bongkar Makam untuk Ungkap Fakta!
-
Hasil Sementara Pilkada Kendal: Tika-Benny Unggul Signifikan, Ajak Rival Bersatu