SuaraJawaTengah.id - Kampus IAIN Surakarta disebut sebagai satu dari delapan kampus yang terdapat kelompok Islam ekslusif trans Nasional, pihak kampus buka suara.
Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Surakarta Syamsul Bakri mengungkapkan hasil riset yang dilakukan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta bukanlah sebuah penelitian.
Menurutnya, keterlibatan salah seorang mahasiswa IAIN dalam aksi terorismu hanya diambil dari sebuah pemberitaan yang dilakukan LPPM UNUSIA.
"Itu bukan penelitian, mereka tidak datang dan melakukan penelitian di kampus IAIN. Mereka juga tidak bertemu dengan Rektor IAIN, mereka tidak bertemu dengan saya. Jadi saya berani jamin itu bukan penelitian," ungkap Syamsul saat dihubungi Suara.com melalui sambungan telepon, Selasa (25/6/2019).
Baca Juga: UNUSIA Minta PTN Berantas Organisasi Mahasiswa Radikalisme di Kampus
Lebih lanjut, Syamsul menyampaikan, bahwa yang ada dalam hasil penelitian yang disampaikan itu hanyalah dari pemberitaan yang tejadi pada tahun 2016 lalu. Pihaknya pun tidak membantah jika memang pernah ada salah seorang mahasiswa yang terlibat.
"Tapi kan itu hanya seorang mahasiswa yang terlibat jaringan dengan yang ada di luar kampus. Itu hanya indikasi saja, kalau ada mahasiswa yang pernah terlibat memang iya. Dan kami sudah melakukan tindakan tegas dengan memecatnya," tegasnya.
Sehingga menurutnya, tidak bisa sebuah pemberitaan itu dianggap sebagai hasil penelitian. Karena, yang terjadi memang tidaklah sebuah penelitian. "Kan tidak bisa satu kejadian dijadikan untuk pukul rata seperti itu. Kan bisa gempar," pungkasnya.
Untuk diketahui, LPPM UNUSIA Jakarta menemukan adanya kelompok Islam eksklusif trans nasional di 8 Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pergerakan tersebut dikhawatirkan bisa menumbuhkan radikalisme di kalangan mahasiswa.
Peneliti LPPM UNUSIA Naeni Amanulloh menyebut delapan kampus tersebut ialah UNS Surakarta, IAIN Surakarta, UNDIP Semarang, UNNES Semarang, UGM Yogyakarta, UNY Yogyakarta, Unsoed Purwokerto, dan IAIN Purwokerto.
Baca Juga: 8 Universitas Ini Disusupi Kelompok Islam Trans Nasional, Benih Radikalisme
Dia membagi kelompok Islam menjadi tiga, yakni Salafi, KAMMI, dan Gema Pembebasan (HTI). Kelompok Salafi disebut mengambil jarak pada isu politik dan lebih menekankan pada syariah murni.
Berita Terkait
-
Menkominfo Akui Platform Meta Jadi Sarang Konten Radikalisme dan Terorisme
-
Di Muktamar Sufi Internasional 2023, Ganjar Menilai Pendidikan dan Perekonomian Bisa Bentengi Radikalisme
-
Ganjar Sebut Pendidikan dan Perekonomian Sebagai Benteng Cegah Radikalisme
-
Tangkal Radikalisme dan Terorisme, Kemendagri Gelar FGD
-
Erick Thohir Diyakini Mampu Perangi Radikalisme
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Jokowi Sampai Turun Gunung ke Semarang, Optimis Luthfi-Yasin Menang di Pilgub Jateng
-
Dramatis! Evandro Brandao Jadi Pahlawan, PSIS Curi Poin di Kandang Persik Kediri
-
Cari Rumah Baru di Ibu Kota Jatim Sesuai Fengshui? Hadiri BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya
-
Jelang Pencoblosan, PAN Jateng Dorong Pilkada Berlangsung Damai, Ini Alasannya
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang