SuaraJawaTengah.id - Prakirawan dan Teknisi Stasiun Meteorologi pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap menanggapi prakiraan bencana gempa dan tsunami yang berpotensi melanda selatan Jawa.
Menurut Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap, Rendi Krisnawan informasi tersebut merupakan asumsi ilmuwan dengan pemodelan-pemodelan dan analisis-analisis dengan menggunakan data-data lampau dan rumus-rumus pendekatan.
“Jadi yang digunakan adalah asumsi pendekatan, bukan hasil yang real atau kenyataan. Karena selama ini, gempa bumi masih tidak bisa diprediksi secara akurat oleh siapapun. Alatnya juga tidak ada yang bisa mampu memprediksi dimana? Kapan? Dan kekuatan berapa? Itu merupakan masih rahasia Tuhan,” kata Rendi kepada Suara.com, Kamis (18/7/2019).
Namun demikian, dengan adanya informasi-informasi hasil penelitian perlu menjadi perhatian.
Baca Juga: Ada Prediksi Gempa dan Tsunami, Begini Tanggapan Warga Cilacap
“Kita harus lebih waspada karena gempa bumi kapan terjadinya dan kekuatan berapa, lokasi dimana, hanya Tuhan Yang Tahu,” kata Rendi.
Informasi tersebut, lanjut dia merupakan kajian-kajian dari para ilmuwan di instansi BPPT.
“Sehingga untuk lebih jelas dan detailnya bisa ditanyakan ke pihak yang bersangkutan langsung,” kata dia.
Selama ini, lanjut Rendi gempa bumi hanya bisa di analisis ketika sudah terjadi gempa. Dari itu, bisa diketahui waktu, lokasi, dan kekuatannya.
“Ada banyak pemodelan-pemodelan gempa bumi yang dilakukan oleh banyak ilmuwan, dan hasilnya berbeda-beda,” kata dia.
Baca Juga: Di Sini Lokasi Pemicu Gempa 8,8 SR dan Tsunami di Pesisir Yogyakarta
Lantas, mengapa ilmuwan meneliti, membuat kajian dan membuat pemodelan-pemodelan? Menurut Rendi tujuannya agar lebih intensif dalam mitigasi bencana gempa bumi.
“Sehingga jika asumsi terjadi gempa sekian, maka kira-kira hal hal apa saja yang harus dipersiapkan, termasuk evakuasi, termasuk tata kelola ruang kota, termasuk bangunan-bangunan, termasuk lokasi-lokasi untuk evakuasi yang tepat agar aman, dan persiapan lainnya,” kata dia.
Rendi menjelaskan, gempa bumi di wilayah Indonesia tergolong rawan. Hal yang penting dilakukan adalah selalu siap, siaga, dan waspada.
“Kenali ilmunya, pelajari mitigasinya, dan siapkan evakuasinya. Karena negara maju sekalipun seperti Jepang, hal yang diutamakan adalah mitigasinya dan edukasi tentang gempa bumi kepada masyarakat,” kata Rendi.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi pada BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan, potensi tsunami dan gempa memang ada, ketika mengacu pada wilayah dan hasil kajian.
“Yang jelas ancaman gempa dan tsunami dari berbagai kajian memang ada, karena ada pertemuan 2 lempeng tektonik di selatan Jawa,” kata Teguh Wardoyo, kepada Suara.com, Kamis (18/7/2019).
Namun demikian, terkait potensi bencana tetap penting disikapi dengan waspada, namun tetap tenang.
“Tetap waspada, jangan panik, karena memang kita berada di daerah yang rawan gempa, yang kejadianya tidak bisa diprediksikan,” kata Teguh.
Penting bagi masyarakat untuk mengikuti petunjuk yang sudah disosialisasikan oleh Pemkab Cilacap.
“Bila ada informasi gempa yang berpotensi tsunami, cepat melakukan tidakan evakuasi,” kata Teguh.
Dalam proses evakuasi hingga mengamankan diri, bisa mencari tempat yang paling dipandang aman. Selama ini, daerah Tunggul Wulung, Cilacap yang merupakan dataran tinggi, banyak dipilih warga untuk mengamankan diri, bila gempa terjadi di wilayah tersebut.
“Sebenarnya tidak harus ke Tunggul Wulung, tapi bisa evakuasi vertikal ke gedung-gedung tinggi yang lebih dari 2 lantai. Tentu saja gedung hang kuat atau tahan gempa,” kata dia.
Lebih dari itu, sebagai makhluk beragama, penting bagi masyarakat untuk memanjatkan doa supaya ancaman itu tidak terjadi. “Mari kita berdoa agar Cilacap tetap aman tidak ada bencana apapun,” imbau Teguh.
Sebelumnya, Pakar Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko menyatakan selatan pesisir Pulau Jawa berpotensi diguncang gempa bumi 8,8 skala richter.
Gempa itu bisa menumulkan tsunami dahsyat. Tsunami itu bisa sampai setinggi 20 meter. Sebab ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa.
Kontributor : Teguh Lumbiria
Berita Terkait
-
Waspada! Sesar Opak Aktif, Ini Daerah di Jogja yang Dilaluinya
-
Profil Dan Karier Delisa, Korban Tsunami Berkaki Prostatik Kini Jadi Pegawai Bank
-
Potret Delisa Kini, Setelah 20 Tahun Tsunami Aceh Bisa Bekerja di Bank Syariah
-
Dua Gempa Dahsyat Guncang Kuba, Warga Berhamburan ke Jalan!
-
KPK Panggil Ketua dan Sekretaris Pokja Kasus Dugaan Korupsi Proyek Shelter Tsunami di NTB
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Menteri Perdagangan dan Dirut Pertamina Patra Niaga Tinjau SPBU Sleman yang Disegel
-
Deretan Tablet Redmi Terbaru 2024 dan Spesifikasinya
-
Diskon BRImo hingga Cashback Meriahkan OPPO Run 2024
-
Survei Pilkada Kota Semarang: Yoyok-Joss Unggul Tipis atas Agustina-Iswar
-
Jokowi Sampai Turun Gunung ke Semarang, Optimis Luthfi-Yasin Menang di Pilgub Jateng