SuaraJawaTengah.id - Satu reruntuhan bangunan di Desa Galuhtimur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah menghebohkan warga sekitar. Diduga reruntuhan bangunan tersebut berupa candi masa kerajaan Hindu kuno.
Reruntuhan yang ditemukan mirip dengan sumur yang terdapat air di tengahnya. Kedalamannya mencapai tujuh meter. Sedangkan bentuknya persegi dengan dikelilingi tumpukan batu mirip bata yang berukuran 8x8 meter.
Sekretaris Desa Galuhtimur Muhajir mengatakan penemuan reruntuhan bangunan bermula ketika munculnya sebuah arca atau patung yang tertimbun. Tingginya hampir sekitar 70 centimeter.
"Awalnya kelihatan sebuah arca. Tertutup bebatuan dan tanah, sehingga segera digali oleh warga sekitar," katanya, Senin (22/7/19).
Waktu penemuan terjadi hampir sebulan silam, yang lantas digali sekitar 30 warga. Lokasi penemuan situs tersebut berada di kawasan Perhutani tersebut, segera diberi patok bambu. Secara bergantian, warga pun menjaga lokasi agar seluruh barang tidak hilang.
Pada lokasi tersebut, kata Muhajir, sebenarnya telah lama terdapat patok dengan keterangan CB (candi). Patok tersebut, kata dia merupakan situs yang diperkirakan bagian dari candi. Letaknya berada di selatan lokasi penemuan yang sekarang.
"Kalau di lokasi tersebut, warga memang sudah mengetahui ada situs. Namanya Gagang Golok yang ada patok bertuliskan CB dari Perhutani," terang Muhajir.
Sementara informasi penemuan tersebut telah diperiksa langsung tim Balai Pelestari Cagar Budaya Jawa Tengah (BPCB Jateng) beberapa waktu lalu. Mereka pun memeriksa dengan mengukur seluruh bagian penemuan.
Dugaan awal, BPCB memerkirakan penemuan tersebut merupakan bagian dari candi kerajaan Hindu kuno.
Baca Juga: BPCB Jatim Pastikan Struktur Bata Kuno di Sumberbeji Sebagai Saluran Air
"Kalau dilihat dari penemuan arca dan lainnya, dugaannya ini merupakan bangunan peninggalan kerajaan Hindu. Namun akan kita teliti lebih lanjut," kata satu Staf BPCB Harun Alrosyid saat berkunjung.
Perkiraan awal reruntuhan bangunan yang ditemukan, merupakan bagian belakang candi. Artinya belum merupakan bagian utama dari candi. Sehingga diperkirakan bangunan utamanya masih ada di sekitar yang diperkirakan masih tertimbun.
Meski demikian, ia mengaku kondisi bangunan sudah cukup berantakan. Terutama pada bagian susunan batu serta dinding pembatas bangunan. Sehingga ia meminta agar upaya penggalian dihentikan sementara.
"Aktivitas penggalian agar dihentikan sementara. Agar menjaga kondisi bangunan. Meski kami sadar, itu merupakan niat baik warga yang ingin melestarikan budaya," kata Harun.
Dengan adanya permintaan tersebut, aktivitas penggalian untuk sementara dihentikan. Pada lokasi juga telah diberi papan pengumuman penghentian serta peringatan bagi pengunjung atau warga sekitar.
Kontributor: Reza Abineri
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
BRI BO Slawi Gelar Cek Kesehatan dan Donor Darah Gratis, Wujud Peduli Masyarakat
-
7 Tempat Wisata Rembang Viral dan Hits Ini Siap Jadi Favorit Libur Akhir Tahun 2025
-
Kampung Natal Saloka 2025: Perayaan Nataru Penuh Kearifan Lokal dan Rekor Dunia!
-
PT Semen Gresik Kucurkan Rp1,05 Miliar untuk Pembangunan Infrastruktur Jalan Enam Desa
-
BRI Konsisten Salurkan Bantuan dan Trauma Healing bagi Anak-Anak Korban Bencana di Sumatera