SuaraJawaTengah.id - Berkembangnya kabar potensi gempa dan tsunami besar di pesisir selatan Jawa mengundang perhatian dari Ahli Geologi Struktur dan Kegempaan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Asmoro Widagdo.
Menurutnya, potensi terjadinya tsunami memang nyata di bagian selatan Pulau Jawa, karena berhubungan langsung dengan zona penunjaman lempeng Samudera Hindia-Australia ke bawah Lempeng Benua Eurasia. Tsunami dengan ukuran gelombang lebih kecil, menurut dia telah terjadi di sisi selatan Jawa.
"Namun apakah tsunami besar pernah terjadi dan akan terjadi di selatan Jawa? Hal ini perlu riset yang lebih mendalam dan komprehensif melibatkan berbagai disiplin ilmu," kata Asmoro melalui siaran tertulis yang dikirimkan kepada Suara.com pada Selasa malam (23/7/2019).
Ahli Geologi Struktur dan Kegempaan ini mengatakan, kemungkinan terjadinya tsunami besar dapat dijawab dengan riwayat tsunami di Jawa pada masa lampau.
Baca Juga: BMKG: Ada Potensi Tsunami Pantai Selatan Jawa, Tapi...
"Dalam mempelajari fenomena alam kita berprinsip pada hukum geologi di mana kejadian geologi masa kini dapat digunakan sebagai kunci menjelaskan fenomena geologi masa lampau. Demikian juga hasil rekam jejak fenomena geologi tsunami masa lampau dapat kita jadikan kunci untuk menjawab kemungkinan terjadinya bencana serupa di masa mendatang," katanya.
Lebih lanjut, dia mengamati daerah Jawa Tengah bagian selatan, antara Cilacap hingga Kebumen, merupakan daerah yang ideal untuk penelitian mengenai kejadian bencana, terutama tsunami masa lampau.
"Di daerah ini dapat kita jumpai belasan garis pantai purba dan belasan deretan rawa purba di belakang pantai tersebut. Sehingga rekaman jejak tsunami akan kita jumpai di endapan pantai dan rawa purba ini," ungkapnya.
Dikemukakan Asmoro, Jurusan Teknik Geologi Unsoed pernah membuat penelitian kecil dengan melakukan pemboran dangkal untuk mengambil contoh batuan dari endapan rawa purba di daerah timur Cilacap. Dalam penelitian itu, ditemukan adanya fragmen batuan gamping dari laut yang lebih dalam pada daerah rawa purba.
"Ini menunjukkan adanya tsunami yang membawa fragmen batu gamping tersebut. Namun ukuran fragmen yang kami temukan berukuran kerikil saja, sehingga kami duga bukan tsunami besar yang membawa fragmen batu gamping tersebut ke daerah rawa di belakang pantai," kata dia.
Baca Juga: Publik Salah Paham soal Potensi Tsunami Pantai Selatan Jawa
Lebih lanjut disampaikan Asmoro, jalur-jalur endapan pantai dan rawa purba yang dijumpai di Cilacap ke arah timur hingga Kebumen masih dapat dilihat dengan jelas.
"Setidaknya hingga endapan pada umur rawa yang berumur 11.500 tahun, kami belum menemukan jejak endapan tsunami yang berukuran besar. Sehingga kami berkesimpulan sementara, pada saat itu bahwa tsunami yang pernah terjadi di selatan Jawa khususnya Jawa Tengah hanya berukuran kecil-sedang saja," kata dia.
Masih menurut Asmoro, tsunami besar sejatinya dapat merusak deretan pantai purba yang ada. Namun belasan jejak pantai purba di daerah Cilacap masih terpreservasi dengan bagus, sehingga diperkirakan belum ada arus kuat yang menghapuskannya hingga 11.500 tahun yang lalu.
"Namun demikian penelitian terhadap endapan pantai purba yang lebih tua perlu dilakukan," kata dia.
Dalam kajian bencana lainnya, yakni terkait patahan aktif, biasanya sangat dipertimbangkan dalam pembangunan infrastruktur sipil. Fenomena tsunami yang juga terkait dengan aktifnya suatu patahan dapat mengacu pada angka tersebut.
"Dengan kata lain patahan besar di selatan Jawa tidak perlu dikhawatirkan namun perlu kita kenali lebih lanjut. Patahan kecil akan menghasilkan gempa yang lebih kecil akan sering terjadi di selatan Jawa. Hal ini tidak perlu ditakuti secara berlebihan namun perlu disikapi secara positif dengan membangun kesiapan warganya agar mengenali dan siap menghadapi fenomena kebencanaan geologi," kata Dosen Teknik Geologi Unsoed ini.
Kontributor : Teguh Lumbiria
Berita Terkait
-
Alat Pendeteksi Gempa dan Tsunami di Sidrap Dicuri, BMKG: Sudah 4 Kali!
-
Efisiensi Anggaran Prabowo, BMKG Jamin Alat Pemantau Gempa Bumi dan Tsunami Tak Terdampak
-
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, BMKG: Masyarakat Diminta Waspada
-
Pemotongan Anggaran BMKG: Deteksi Dini Gempa Bumi dan Tsunami Terancam?
-
Siang Ini Lampung Diguncang Gempa Magnitudo 5,2, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
-
Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah
-
Jokowi Sentil Megawati Usai Larang Kepala Daerah PDIP Ikut Retreat
-
Jika Gagal Penuhi Target Ini, Petinggi Persija: Carlos Pena Out!
Terkini
-
Kemendagri: Tak Ada Sanksi Hukum untuk Kepala Daerah yang Absen Retreat di Akmil
-
Kecelakaan Bongkar Penyelundupan 12 Kg Sabu di Tol Tegal, Begini Kronologinya
-
Wali kota Semarang Tunda Keberangkatan Retret, Pilih Urus Sampah
-
Profil Band Sukatani, Duo Punk Asal Purbalingga yang Viral Usai Minta Maaf ke Kapolri
-
BMKG: Waspadai Hujan Disertai Petir di Semarang Hari Ini