SuaraJawaTengah.id - Pemerintah sudah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah, hari Minggu (11/8) besok. Keputusan ini didasari hasil sidang Isbat yang digelar di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (1/8) awal bulan ini.
Namun, berbeda dengan mayoritas muslim pada umumnya, komunitas Adat Banakeling yang tersebar di sejumlah wilayah Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah baru akan merayakan Idul Adha pada Kamis Wage, atau bertepatan dengan 22 Agustus 2019.
Anak cucu Banakeling lebih akrab menyebut Idul Adha sebagai Bada Besar atau Bada Perlon.
Dengan demikian, selisih perayaan Bada Besar Komunitas Adat Banakeling berselang sekitar 11 hari dengan ketetapan Hari Raya Iduladha pemerintah.
“Untuk Bada Besar atau Perlon tahun ini, nanti pada Kamis Wage,” kata Juru Bicara Tetua Komunitas Adat Banakeling Pekuncen Sumitro kepada Suara.com, Sabtu (10/9/2019).
Sesuai rencana, perayaan Bada Besar dan penyembelihan hewan kurban akan dilaksanakan di lingkungan rumah para Bedogol Banakeling.
“Untuk jumlahnya belum bisa dipastikan, karena belum ada laporan,” kata Sumitro lagi.
Sumitro mengatakan, penetapan waktu tersebut dihitung berdasarkan almanak (penanggalan) Jawa berdasar penghitungan Alif Rebo Wage (Aboge). Dalam perhitungan itu, tahun ini adalah tahun Be.
Untuk diketahui, tarikh Aboge memiliki kekhasan dalam penghitungan almanak Jawa. Almanak Aboge sendiri berdasarkan hitungan tahun yang jumlahnya hanya satu windu atau delapan tahun. Terdiri dari tahun Alif, He, Jim, Je, Dhal, Be, Wawu, dan Jim Akhir.
Baca Juga: Penganut Banakeling di Banyumas Mulai Puasa Selasa Pahing
Sedangkan dalam satu tahun, sama seperti penanggalan umumnya yang terdiri dari 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari.
Selain itu, penghitungan penentu waktu jatuhnya 1 Ramadan atau 1 Syawal, maupun Bada Besar merupakan gabungan perhitungan dalam satu windu dengan jumlah hari dan jumlah pasaran hari berdasarkan perhitungan Jawa yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.
Walau ada perbedaan waktu, Sumitro memastikan tetap mengedepankan toleransi. Masyarakat muslim saling menghormati dan membantu satu sama lain.
Pun dengan anak cucu Banakeling di sana, mereka juga ikut membantu ketika pemotongan hewan kurban muslim di luar komunitas.
Kontributor : Teguh Lumbiria
Berita Terkait
-
Anies Baswedan Bagikan Daging Kurban yang Sudah Diolah Koki Hotel Bintang 5
-
Kurban Sapi Tapi Patungan atau Kambing Sendirian, Lebih Baik Mana?
-
Salat Idul Adha, Gereja Katedral Jakarta Mundurkan Jadwal Misa Minggu
-
Fatwa Terbaru MUI! Daging Kurban Boleh Dibagikan dalam Bentuk Rendang
-
Ini 7 Adab dalam Menyambut Hari Raya Idul Adha Menurut Imam Al Ghazali
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
Terkini
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara
-
Jawa Tengah Borong Penghargaan Teknologi Pendidikan 2025: Rahasia Sukses PPDB Bebas Komplain
-
Rekomendasi Tempat Wisata Thailand untuk Wisatawan Pemula