SuaraJawaTengah.id - Ratusan mahasiswa asal Papua di Semarang, Jawa Tengah, menggelar aksi damai menolak rasisme dan kekerasan yang dialami mereka di daerah tersebut dan lainnya seperti Malang, Surabaya, dan Makasar.
Mereka yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) cabang Semarang dan Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat, aksi digelar di budaran air mancur Jalan Pahlawan Semarang, Sabtu (24/8/2019).
Beberapa poster mereka bawa sebagai simbol perlawan anti-rasisme. Mereka meminta kepada aparat kepolisian untuk segera menangkap aktor intelektual pembuat aksi rasisme di beberapa kota tersebut.
"Hentikan rasisme! Manusia Papua bukan Monyet," kata Joven Tosh, koordinator aksi saat orasi.
Baca Juga: Disindir Sandiaga Uno soal Papua, Moeldoko: Jangan Provokatif!
Joven juga meminta aparat TNI dan Polri menghentikan provokasi warga yang tak tahu menahu tentang politik Papua Merdeka dan NKRI harga mati.
"Penguasa menciptakan gagasan rasisme, memprovokasi warga untuk saling menyerang antara sesama kaum tertindas. Itu dilakukan hanya untuk mempertahankan status quo kekuasaannya dan memperpanjang penjajahan," katanya.
Mahasiswa Papua bergantian memberikan orasi dengan menyampaikan Papua memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri.
"Berikan hak penentuan nasib sendiri untuk mengakhiri rasisme dan penjajah di West Papua," ucap mahasiswa Papua dalam orasinya.
Tak hanya itu, mereka juga mengusung poster seperti ”Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri” lengkap dengan sebuah gambar Bendera bangsa Papua Barat, yakni Bintang Kejora.
Baca Juga: Jokowi Dinilai Santai soal Kerusuhan di Papua, Moeldoko Semprot Fadli Zon
Dalam aksinya, beberapa mahasiswa menggunakan pakaian khas Papua dan berkoteka. Mereka juga membunyikan suara-suara khas masyarakat Papua dan menari berputar-putar.
Aparat kepolisian menjaga ketat aksi demo tersebut, ruas Jalan Pahlawan ditutup satu ruas. Beberapa aparat berseragam lengkap dan preman tampak waspada di setiap akses Jalan Pahlawan Kota Semarang.
Kontributor : Adam Iyasa
Berita Terkait
-
Mbak Ita dan Suami Ditahan KPK, Diduga Terlibat 3 Kasus Korupsi!
-
Rp2 Miliar untuk Proyek Kecamatan! KPK Bongkar Peran Kak Ita dan Suami
-
Korupsi Meja Kursi SD, Wali Kota Semarang dan Suami Diciduk KPK
-
Dibui Bareng Suami Gegara Korupsi, Mbak Ita Raih Upeti Rp2,4 M dari Iuran Sukarela Pegawai Bapenda Semarang
-
Mbak Ita dan Suami Kompak Palak Proyek, Pengadaan Mobil Hias dan Festival Bunga Pemkot Semarang dari Duit Panas
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
Termasuk Eks Arsenal, 9 Pemain Australia Kini Cedera Jelang Lawan Timnas Indonesia
-
Stadion Manahan Jadi Venue Final Liga 2
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Terbaru Februari 2025, Kamera Andalan!
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
Terkini
-
Menembus Batas dengan IM3 Platinum: Simple, Next Level untuk Koneksi Tanpa Hambatan
-
Hari Pertama Retreat Kepala Daerah Full Belajar di Kelas, Peserta Sakit dapat Dispensasi
-
Ahmad Luthfi Siap Ikuti Rangkaian Retret di Akmil Magelang
-
Retret Kepala Daerah, Gubernur Paling Kaya Sherly Tjoanda Tampil Anggun Berseragam Loreng
-
Usai Dilantik Presiden Prabowo, 47 Kepala Daerah Absen Retreat Tanpa Keterangan