SuaraJawaTengah.id - Film karya pelajar Purbalingga Jawa Tengah kembali berhasil menggondol penghargaan dalam Festival Film Dokumenter (FFD) Yogyakarta Tahun 2019. Film bertajuk “Tambang Pasir” karya pelajar SMA Negeri Bukateja Purbalingga berhasil menyabet film terbaik kategori pelajar dalam ajang Festival Film Dokumenter (FFD) Yogyakarta tahun 2019.
Film yang diproduksi Sabuk Cinema ekstrakurikuler sinematografi dengan sutradara Sekar Ayu Kinanti ini berhasil menyisihkan lima nominee lainnya dan salah satunya juga berasal dari pelajar Purbalingga yaitu SMK Negeri 1 Purbalingga dengan film berjudul “Orang-Orang Tionghoa”.
“Kami tidak menyangka sampai pada titik ini yaitu menjadi terbaik di FFD. Semoga ini memotivasi adik-adik kelas kami agar tahun ini mampu memproduksi film lebih baik lagi,” ujar Anti panggilan Sekar Ayu Kinanti melalui rilis yang diterima Minggu (8/12/2019).
Film berdurasi 15 menit ini tentang penambangan Galian C yang hampir seluruhnya menimbulkan persoalan di tengah warga Purbalingga. Terlebih penambangan ilegal dan menggunakan alat berat yang tak hanya merugikan penghidupan warga namun juga merusak lingkungan.
Baca Juga: Mahasiswa Kritik Pemkot Depok Lewat Film Pendek di Gunungan Sampah
Dalam catatan dewan juri, yang diutarakan salah satu juri yaitu ST Kartono, menilai film “Tambang Pasir” mampu mengangkat isu sosial yang nyata di masyarakat dan terdampak karena adanya aktivitas penambangan.
“Dengan adanya aktivitas penambangan, masyarakat ikut terdampak langsung baik secara lingkungan maupun ekonomi,” jelas juri yang juga guru di SMA Kolese De Britto, Yogyakarta.
FFD merupakan salah satu festival film bergengsi di Indonesia dan merupakan festival film tertua di Asia Tenggara yang digelar sejak 2002. Tahun ini, FFD digelar mulai 1-7 Desember 2019.
Sekar Ayu Kinanti datang ke festival bersama saudara kembarnya Sekar Ayu Kinasih yang menjadi camera person di film “Tambang Pasir” serta guru pembina ekskul sinema Purbandaru Adi Susila.
Menurut Purbandaru, dokumenter ini tidak bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang ada di film.
Baca Juga: Mengedukasi Toleransi Anak lewat Film Pendek
“Tentu tidak ke arah sana, terpenting yaitu bagaimana anak-anak mengenal bahkan belajar bergulat dengan persoalan sosial kemasyarakatan lewat media film,” tuturnya.
Berita Terkait
-
Lebih Dari 2.000 Peserta Ikuti Road To Perayaan Fesbul 2024
-
Anime Lycoris Recoil Dikonfirmasi Garap Film Pendek dengan 6 Cerita Berbeda
-
Pemain Film Thailand Pee Mak, Mario Maurer dan Davika Hoorne Akan Datang ke Jakarta
-
4 Film Pendek yang Disutradai oleh Aktor Koo Kyo Hwan, Masterpiece!
-
Dian Sastrowardoyo Sutradarai Film Pendek "Kotak" untuk Indonesia Bertutur 2024
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
-
Lion Air Bikin Aturan Baru Mulai 1 Desember: Bawa Kardus Besar, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
Terkini
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Purwokerto: Trik Manfaatkan AI Untuk Sumber Pendapatan Baru
-
Produktivitas Sumur Tua Melejit, BUMD Blora Hasilkan 410.000 Liter Minyak!
-
Waspada Leptospirosis! RSUD Cepu Ingatkan Potensi Wabah di Musim Hujan
-
Sritex Pailit, DPR Kebut Dua UU Lindungi Industri Tekstil dan Pekerja
-
Sahabat-AI: Indonesia Luncurkan Model AI Canggih Berbahasa Indonesia!