SuaraJawaTengah.id - Rencana Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang ingin memindahkan siswi SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo berinisial CA, korban perundungan ke sekolah luar biasa (SLB) mendapat penolakan dari Ketua Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (Perdik) Ishak Salim.
Menurut Ishak, wacana Ganjar yang mau memindahkan CA ke SLB seolah sedang melestarikan stigma negatif terhadap kalangan disabilitas. Sang kepala daerah juga dianggap tidak memberikan kesetaraaan terhadap disabilitas.
Dia mengatakan, dunia pendidikan sedang menuju ke arah terbuka bagi setiap kalangan (inklusif). Dengan begitu, setiap warga negara termasuk disabilitas memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan formal.
Ishak mengatakan perundungan yang dialami CA bisa terjadi di sekolah-sekolah lain yang mulai menerima difabel sebagai peserta didik.
Baca Juga: Muhammadiyah Protes Sekolahnya Akan Ditutup Ganjar Pranowo karena Bully
Hal itu, kata dia, alam berpikir masyarakat begitu lama dalam paradigma terhadap difabel, yang kerap dianggap insan sakit.
Padahal setiap anak didik difabel, kata Ishak, sejatinya membawa kemampuannya.
"Semakin banyak ragam kemampuan peserta didik itulah realitas inklusivitas," katanya.
Aktivis difabel di berbagai kota, lanjut dia, sudah tiga dekade memperjuangkan agar pendidikan bagi disabilitas tidak segregatif tapi inklusif.
"Jika seorang gubernur lalu berpikir sebaliknya patut disayangkan. Padahal selama ini warganya mempraktikkan kesetaraan disabilitas di semua sektor penghidupan," kata dia.
Baca Juga: Sungguh Tega, Seorang Siswi di Bully oleh Tiga Siswa SMP di Purworejo
Ganjar dalam kasus CA, kata dia, seperti mengabaikan potensi warga-warga negara terbaiknya untuk menimbang keputusan terbaik. Gubernur seperti tak sabar dalam mengambil keputusan dan merasa apa yang diputuskan sebagai kebenaran.
Ishak mengatakan infrastruktur pendidikan inklusif di berbagai tempat di Indonesia sudah ada mulai dari pihak guru, pusat sumber, pemerintah dan pihak terkait lainnya.
"Saat difabel mulai memilih sekolah umum dan masuk dalam sistem pendidikan yang selama ini mengabaikan eksistensinya, maka pihak-pihak terkait baik kepala sekolah, guru, maupun para siswa didik lainnya harus juga mulai beradaptasi," katanya. (Antara).
Berita Terkait
-
Viral Pelayanan Ramah CS BRI untuk Nasabah Disabilitas, Tuai Pujian Publik
-
BRI Beri Beasiswa dan Dukungan Kalangan Berkebutuhan Khusus Makin Berdaya
-
Dapat Bantuan Kaki Palsu dari Cagub Ahmad Ali, Penyandang Disabilitas Terharu
-
Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
Tag
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Jokowi Sampai Turun Gunung ke Semarang, Optimis Luthfi-Yasin Menang di Pilgub Jateng
-
Dramatis! Evandro Brandao Jadi Pahlawan, PSIS Curi Poin di Kandang Persik Kediri
-
Cari Rumah Baru di Ibu Kota Jatim Sesuai Fengshui? Hadiri BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya
-
Jelang Pencoblosan, PAN Jateng Dorong Pilkada Berlangsung Damai, Ini Alasannya
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang