SuaraJawaTengah.id - Pandemi Corona di Indonesia, dalam beberapa waktu terakhir, sangat dirasakan masyarakat kecil yang menggantungkan hidupnya dari hasil dagang harian. Tak jarang, banyak dari mereka yang kemudian masih berusaha menyambung hidup mengadu nasib di tengah wabah Corona dengan segala risiko demi sesuap nasi.
Pengalaman itu dirasakan seorang penjual sapu lidi di Kota Semarang, Suyatno (65). Warga Kabupaten Temanggung ini rela menempuh jarak 79 kilometer dari tempat tinggalnya di Temanggung ke Kota Semarang hanya untuk menjual sapu lidi.
Suyatno mengaku telah menjalani pekerjaan ini bertahun-tahun lamanya. Namun baru kali ini, penjualannya benar-benar sepi dari pembeli. Setiap hari, ia hanya bisa membawa pulang Rp 17 ribu. Itupun belum dipotong untuk ongkos transportasi.
Diakuinya, menjual sapu merupakan satu-satunya pekerjaan yang hingga kini masih ditekuninya meski tak membawa hasil. Seperti yang dialaminya hari ini, Jumat (8/5/2020), tak satupun sapu yang dijajakannya laku terjual. Ia hanya bisa pasrah. Baginya yang paling penting adalah ikhtiar dan berdoa agar ada pembeli.
Baca Juga: Kisah Asep di Gubuk Reot, Sudah Miskin Makin Melarat karena Corona
"Yang penting sudah usaha, walaupun hasilnya tidak banyak ya tidak apa-apa yang penting halal," jelasnya kepada Suara.com di Semarang, Jumat (8/5/2020).
Sebelum subuh, ia berangkat dari rumah menggunakan transportasi umum dan sampai Kota Semarang sekitar jam 08.00 WIB. Setelah sampai Kota Semarang, ia biasanya berjalan ke tiga titik untuk jualan.
"Ada beberapa titik di antaranya, Jangli, Sampangan dan Gombel untuk jualan sapu saya," ucapnya.
Setiap hari, Suyatno hanya membawa 10 sapu. Terjual 5 sapu saja, ia sudah sangat bersyukur. Ia tidak berani membawa banyak-banyak karena takut tidak laku. Apalagi saat pandemik seperti ini, sulit baginya mendapatkan pembeli.
"Tidak berani membawa banyak-banyak, takut kalau tidak laku," ucapnya.
Baca Juga: Corona Bikin Irin Jatuh Miskin, hingga Jual Elpiji 3 Kg untuk Beli Beras
Rezeki dari hasil jualan sapu yang tidak menentu membuatnya jarang makan. Saban hari hanya bisa makan satu kali. Itupun sudah termasuk untung, kalau tidak ada yang beli biasanya ia tidak makan.
Berita Terkait
-
Pinjam Kantor Polisi, KPK Periksa Ketua DPRD Semarang Terkait Kasus Korupsi Walkot Ita
-
Periksa Anggota DPRD Kota Semarang, KPK Cecar Soal Pengaturan Lelang di Pemkot
-
Amankan Puluhan Pelajar, Polisi Panggil Ortu untuk Tanyakan Apa Alasan Siswa SMK Ikut Aksi di Depan DPRD Kota Semarang
-
Mengintip Isi Garasi Calon Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi, Ada Mobil Listrik hingga Minibus Dibawah Rp100 Juta
-
Mahasiswa Dorong Gerbang Balai Kota Semarang hingga Roboh, Tuntut Jokowi Mundur!
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Dukung Pilkada, Saloka Theme Park Berikan Promo Khusus untuk Para Pemilih
-
Top Skor El Salvador Resmi Gabung PSIS Semarang, Siap Gacor di Putaran Kedua!
-
Kronologi Penembakan GRO: Dari Tawuran hingga Insiden Fatal di Ngaliyan
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?