Scroll untuk membaca artikel
Angga Roni Priambodo
Jum'at, 22 Mei 2020 | 21:58 WIB
Penyerahan bantuan dari pemuda ke warga terdampak Corona.

SuaraJawaTengah.id - Sejak Pemerintah Indonesia mengumumkan adanya kasus positif Virus Corona pertama kali pada 2 Maret 2020, berbagai langkah diambil oleh pemerintah untuk memutus rantai penularannya. 

Mulai dari kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH), pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pembatasan kegiatan-kegiatan masyarakat yang melibatkan kerumunan hingga larangan mudik.

Pemerintah pun juga menyiapkan langkah antisipasi untuk menanggulangi dampak pandemic ini, mengingat wabah ini tidak hanya mempengaruhi sektor kesehatan masyarakat saja namun  juga melumpuhkan roda perekonomian.

Berbagai macam bantuan dikucurkan oleh pemerintah demi menyelamatkan perekomonian masyarakat agar tidak semakin memburuk, mulai dari BLTDD, BLT-JPS, PKH dan beberapa bantuan lain.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Perbatasan Purworejo-Kulon Progo Terpantau Sepi

Meski pada kenyataan di lapangan, karut-marut pendistribusian bantuan ini justru menuai polemik di masyarakat. Mulai dari bantuan yang tidak tepat sasaran, hingga data penerima bantuan yang berantakan.

Untuk mengantisipasi masalah-masalah yang ada, muda-mudi Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo berinisiatif untuk mengadakan penggalangan dana secara mandiri guna membantu masyarakat yang terdampak wabah virus Corona.

Penyerahan bantuan dari pemuda ke warga terdampak Corona.

Satu hal yang betul-betul mengusik rasa kemanusiaan dan mendasari aksi solidaritas ini adalah adanya fakta di lapangan bahwa ada salah satu warga desa yang tinggal sebatang kara, tidak mampu membeli makan selama beberapa hari akibat tidak bekerja selama adanya pandemi ini, sehingga beliau tidak memiliki uang.

Eko Budi selaku salah satu penggagas aksi solidaritas ini menuturkan, "Kami sangat prihatin setelah mengetahui ada tetangga kami yang sakit, setelah diperiksa oleh petugas medis ternyata dia ini kelaparan akibat selama ada virus ini  dia tidak kerja sehingga tidak bisa makan. Sehingga saya dan rekan-rekan relawan berinisiatif untuk menggalang dana."

Penggalangan dana ini dilakukan secara mandiri dengan konsep “Dari kita, oleh kita, untuk kita”. Menggandeng Paguyuban Keluarga Somongari (PAKES) yang tersebar di seluruh Indonesia dan warga setempat, Eko dan kawan-kawan menggalang donasi untuk nantinya diberikan bantuan dalam wujud sembako.

Baca Juga: Curi Mobil di Tegalrejo, Napi Asimilasi Asal Purworejo Diringkus Lagi

Penyerahan bantuan dilakukan secara bertahap, untuk tahap pertama sudah disalurkan pada tanggal 17 Mei 2020 lalu dengan total 107 orang penerima bantuan.

"Rencananya nanti pendistribusian kita lakukan secara bertahap, kita prioritaskan untuk yang benar-benar  membutuhkan bantuan segera. Untuk tahap kedua rencananya nanti akan didistribusikan pada hari Minggu, 25 Mei 2020 berbarengan dengan hari raya Idul Fitri," tutur Eko.

Eko melihat, kuota bantuan dari pemerintah sangat kontras dengan banyaknya jumlah warga yang terdampak. Menurut Eko, aksi ini memang murni aksi solidaritas yang dilakukan secara mandiri atas dasar kemanusiaan.

"Tdak mungkin kita tunggu uluran tangan pemerintah, sedangkan dampak itu kan tidak bisa nunggu. Ya kita saling bantu, gotong royong, lah." pungkasnya.

Hingga Jumat,( 22 /5/2020) sudah terkumpul donasi sebesar Rp 25.003.270 dan donasi masih terus dibuka sampai beberapa waktu kedepan.

Load More