SuaraJawaTengah.id - Libur Lebaran telah usai, kini perantau yang berada di kampung halaman berbondong-bondong ke tempat mereka kembali mengadu nasib. Namun kondisi Pandemi Covid-19 mengharuskan warga yang akan kembali ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) wajib membekali diri dengan surat izin keluar masuk (SIKM).
Meski ada ketentuan tersebut, masih ada warga yang nekat masuk wilayah Jabodetabek tanpa bekal SIKM.
Seperti yang dilakukan Arya (30) Warga Desa Bulurejo, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri. Dia nekat kembali ke perantauannya di Tangerang, Provinsi Banten tanpa membawa surat apapun. Arya mengaku kembali balik ke perantauannya pada Minggu (31/5/2020) pukul 20.00 WIB.
Dia bersama tiga temannya, balik ke perantuan menggunakan mobil tanpa membawa surat apapun. Dari Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, dia memulai perjalanan dengan melintasi tol.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Beri Pengecualian Aturan SIKM pada Tiga Pekerjaan Ini
Kemudian, pada Senin (1/6/2020), pukul 04.00 WIB, Arya sudah sampai di Gerbang Tol Karawang Barat dan kendaraan diarahkan keluar dari jalan tol.
"Saat itu saya sempat khawatir, karena hanya nekat saja tidak membawa surat apapun. Sudah sampai Karawang kalau mau balik ke Wonogiri tanggung," katanyaa saat dihubungi Solopos.com-jaringan Suara.com pada Sabtu (6/6/2020).
Lantaran jalan protokol bagian utara ditutup, ia dan temannya memutuskan mencari jalan alternatif melintasi kawasan perkampungan. Arya mengaku hanya mengandalkan petunjuk Google Maps untuk melihat jalur yang ditutup.
Setelah lebih dari dua jam mencari jalan alternatif, akhirnya tiga perantau dari Wonogiri itu bisa kembali ke tol melalui pintu Tol Cibitung, Bekasi.
Jika melalui tol, Gerbang Tol Karawang Barat menuju Gerbang Tol Cibitung dapat ditempuh kurang dari 30 menit. Setelah masuk tol, perjalanan tiga perantau dari Wonogiri itu lancar sampai ke Karawaci. Di sekitar kawasan Jakarta ada pengecekan penggunaan masker oleh petugas, tetapi hanya sekali.
Baca Juga: Tak Punya SIKM Jakarta, 26 Ribu Kendaraan Diusir
Arya mengaku kembali ke perantauan karena alasan ekonomi dan tanggung jawab pekerjaan. Jika tidak segera bekerja, dia bisa kehilangan pekerjaan. Meskipun Tangerang masih menerapkan PSBB, konidisi di sana sudah seperti biasa.
"Yang banyak mudik itu pekerja harian lepas. Untuk pekerja pabrik masih bertahan di sini. Sebagian teman sudah ada yang balik dan ada yang belum," kata Arya.
Arya sendiri bekerja di proyek pembangunan dan berdomisili di Karawaci. Akibat wabah Covid-19, tempat kerjanya menghentikan seluruh aktivitas. Lantaran tidak punya pekerjaan lain, pada awal April 2020 sebelum PSBB berlaku, dia mengajak keluarganya mudik ke Wonogiri.
Uang hasil kerja di perantauan menjadi bekal bertahan hidup di kampung. Pertengahan Ramadan, proyek pembangunan di Karawaci kembali berjalan. Lantaran itu, dia memilih balik dan melanjutkan pekerjaannya.
Berita Terkait
-
Google Maps Punya Fitur Baru, Bisa Laporkan Keterlambatan
-
Yuk, Nostalgia Bareng! Begini Cara Melihat Perubahan Kota di Google Maps dari Tahun ke Tahun
-
Perbandingan Google Maps vs Waze, Mana yang Lebih Baik?
-
Bahrain Diserbu AFC Mafia? Ini yang Terjadi di Google Maps
-
Laundry Antar Jemput Ini Raih 3.000 Review Bintang 5 di Google, Apa Rahasia Suksesnya?
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
Terkini
-
Jelang Pencoblosan, PAN Jateng Dorong Pilkada Berlangsung Damai, Ini Alasannya
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang
-
Semarang Waspada Hujan dan Banjir Rob Akhir Pekan Ini, Ini Penjelasan BMKG
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs