Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 05 Agustus 2020 | 19:31 WIB
Tuntas Subagyo, pemimpin Tikus Pithi Hanata Baris. (Solopos.com)

“Kami jauh dari itu. Bahkan kami menentang yang namanya uka-uka atau hal yang bersifat seperti itu,” ujar dia saat dihubungi, Senin (3/8/2020).

Tuntas mengatakan tudingan miring tentang organisasi yang dipimpinnya merupakan makanan sehari-hari.

Bahkan Tuntas pernah dituding sebagai Ketua Yayasan Amalillah. Padahal dia atau Tikus Pithi Hanata Baris tidak ada sangkut pautnya dengan yayasan itu.

“Dulu malah ada ungkapan saya pimpinan Amalillah. Ndak tahu juga itu organisasi apa. Kemudian Sunda Empire juga dikait-kaitkan. Pernah juga dikaitkan dengan kerajaan Nusantara di mana begitu. Padahal semua tuduhan itu tidak benar sama sekali,” kata dia.

Baca Juga: Fakta Tikus Pithi, di Balik Penjahit dan Pak RW Penantang Gibran di Solo

Tuntas menyatakan Panji-Panji Hati atau Tikus Pithi Hanata Baris merupakan ormas resmi yang mempunyai kantor dan kegiatan riil.

Organisasi itu merupakan perkumpulan masyarakat umum yang bergerak di berbagai sektor kehidupan.

Tuntas selalu menekankan kepada anggotanya agar tidak terlibat berbagai kelompok yang tidak jelas visi-misinya.

“Kalau ada yang terlibat langsung saya keluarkan. Kegiatan kami riil. Yang kami lakukan jauh dari yang namanya uka-uka atau Sunda Empire,” urai dia.

Tuntas Subagyo menyebut Tikus Pithi merupakan gerakan masyarakat menengah ke bawah yang menginginkan perubahan. Adapun misinya calon independen bukanlah mission imposible.

Baca Juga: Kawal Gibran ke Teuku Umar, FX Hadi Rudyatmo Beberkan Pesan dari Megawati

Penggalangan dukungan dengan penghimpunan KTP dilakukan sudah sejak sembilan bulan lalu. Dilakukan dari pintu ke pintu dengan mengusung prinsip sekasur, serumah dan sesumur.

Load More