M. Reza Sulaiman | Lilis Varwati
Minggu, 23 Agustus 2020 | 21:48 WIB
Ilustrasi vagina perempuan. [shutterstock]

SuaraJawaTengah.id - Setelah melahirkan secara normal, ibu disarankan melakukan kontrol rutin untuk memeriksa kekenduran otot vagina.

Pemeriksaan itu diperlukan untuk memastikan otot kembali normal setelah menjalani proses persalinan.

Dokter spesialis kandungan dr. Fernandi Moegni, SpOG (K) menjelaskan bahwa sebenarnya secara alami otot vagina bisa kembali normal tiga bulan setelah melahirkan.

Tapi pada kondisi tertentu, otot bisa terus mengendur.

Baca Juga: Lahirkan Bayi Berbobot 4 Kilogram, Ibu Berisiko Alami Vagina Kendur

"Ada dua kondisi kerusakan. Pertama, karena over strech jadi kendur. Bisa diperiksa lewat USG otot di bawah. Nanti ibu disuruh mengedan. Kalah ukuran (otot vagina) sama dengan 20 senti berarti sudah kendur. Artinya kita harus berhati-hati," jelas Fernandi dalam siaran langsung Instagram, Minggu (23/8/2020).

Kerusakan kedua yang lebih fatal, lanjutnya, bisa terjadi pelepasan otot.

Namun kondisi itu, menurut Ferdinandi, jarang dialami perempuan Indonesia.

"Tapi kalau di Barat ,ada 30 persen di sana kalau melahirkan anak pertama dibatas usia 35 tahun ototnya gak cuma kendor tapi lepas dari tempatnya. Kalau di kita sekitar 8 persen," ujarnya.

Ia menjelaskan, dampak dari otot vagina yang mengendur biasanya barunakan terasa sekutar 5-10 tahun pasca melahirkan.

Baca Juga: Curhat Sedih Wanita Melahirkan Sendirian, Suaminya Malah Asyik Selingkuh

Gejala utama yang dirasakan adalah rasa tidak nyaman saat bersin atau batuk dan bisa mengakibatkan urin sedikit keluar.

"Lebih parah lagi kalau gak diatasi organ rahim bisa keluar yang disebut peranakan turun," kata Ferdinandi.

Selajn itu, ibu bisa merasakan adanya benjolan yang keluar dari vagina.

Bentuknya bisa sekecil kelereng hingga sebesar jeruk atau kepalan tangan orang dewasa jika sudah besar sekali.

Kondisi itu tentu membuat tidak nyaman dan bisa membuat lecet akibat gesekan dari celana. Dan juga menggangu proses berkemih saat buang air kecil, lanjut Ferdinandi.

"Tetapi saya ingatkan, melahirkan normal secara persalinan tetap terbaik daripada sesar. Kita harus tahu rambu-rambunya, deteksi sedini mungkin," tegasnya.

Load More