Chandra Iswinarno
Kamis, 15 Oktober 2020 | 07:45 WIB
Kepala Desa Brokoh bersama perangkatnya saat meninjau Dukuh Se Bimo yang mitosnya hanya di huni oleh 7 rumah.[Muslihun/Kontributor Batang]

"Sehingga listriknya menyalur ke dukuh sebelah sampai satu kilometer lebih," ungkapnya.

Mbah Tarji (93), saksi hidup warga Dukuh Se Bimo, mengaku tidak kuat menghuni rumah di dusun tersebut. Sehingga, ia memilih pindah di Dusun Sikandak.

"Saya lahir dan besar di Dukuh Se Bimo, yang lahir pada tahun 1927, dan pindah ke dukuh Sikandak tahun 1982 karena tidak kuat dan tidak kerasan, katanya.

Ia pun menyatakan, Dukuh Se Bimo dari Zaman Penjajahan Belanda aman. Apalagi, Jepang tanahnya subur makmur dan aman asalkan jumlah rumahnya tidak sampai lebih dari 7 rumah.

Load More