Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 20 Oktober 2020 | 08:05 WIB
Ilustrasi mudik, perantau, pemudik, pendatang. [Shutterstock]

SuaraJawaTengah.id - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta kepala daerah untuk jaga pertahanan daerah dalam libur panjang pekan depan.

Kepada para kepala daerah, Tito berpesan agar mengantisipasi mobilitas masyarakat yang berpotensi menjadi media penyebaran Covid-19 saat libur panjang akhir bulan ini.

Akan ada lima hari libur pada 28 Oktober sampai 1 November nanti.

“Pengalaman kita sebelumnya saat libur-libur terjadi mobilitas yang tinggi. Masyarakat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, dan pergerakan masyarakat ini bisa menimbulkan penularan, media penularan (Covid-19),” kata Tito dilansir dari hops.id di Jakarta, Senin (19/10/2020).

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Tingkat Kesembuhan Kasus Corona Indonesia Tinggi

Tito meminta agar kepala daerah mewaspadai mobilitas masyarakat melalui mekanisme pertahanan daerah.

“Kita harapkan kepala daerah dan forkopimda (forum komunikasi pimpinan daerah) menjaga betul mekanisme pertahanan daerah masing-masing, yang selama ini sudah berjalan seperti pada waktu liburan Lebaran yang lalu,” kata Mendagri.

“Warga-warga yang datang dari luar, mereka diyakinkan sudah melaksanakan tes (Covid-19) dan kemudian ketika berinteraksi dengan warganya di daerah itu mereka tidak menjadi penular,” imbuhnya.

Ilustrasi Covid-19. (Suara.com/Eko Faizin)

Senada dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ia meminta masyarakat tidak berbondong-bondong mudik. Ia menyebut, segera melakukan koordinasi terkait antisipasi kerumunan saat libur panjang.

"Harapan saya, tidak usah mudik saja. Kita tinggal di sana, di tempat masing-masing, kemudian bisa jaga kesehatan. Karena, kalau mudik saya khawatir ramai di jalan berkerumun. Kalau boleh saya sarankan, untuk tidak mudik," paparnya.

Baca Juga: Lindungi Komorbid dari Covid-19, Bupati Banyumas Gunakan Minyak Kayu Putih

Ia mengatakan, perlu penjagaan seperti halnya situasi saat lebaran tahun ini. Seluruh pihak perlu melakukan penjagaan dan lebih menghidupkan peran Jogo Tonggo dan kampung tangguh.

Hal itu juga terkait dengan tempat-tempat wisata. Ganjar mengharapkan, tempat-tempat wisata menerapkan betul protokol kesehatan saat menerima pelancong.

"Maka protokolnya harus disiapkan betul-betul kalau tidak ya kita tutup. Maka nanti kita minta semacam patroli, agar mengontrol tempat-tempat wisata itu," tegas Ganjar.

Siagakan Relawan

Di Karimunjawa, sejumlah relawan disiagakan untuk mengawasi protokol kesehatan. Sebanyak 20 relawan di Desa Karimunjawa, disiapkan untuk mencatat dan melakukan skrining terhadap wisatawan.

Anggota relawan covid-19 Desa Karimunjawa, Atik mengatakan, selain pendataan relawan juga berperan untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya Covid-19.

"Jika ada wisatawan yang datang, kita cek ada suratnya (rapid test) tidak, kemudian menandatangani surat pernyataan, berapa hari di Karimunjawa, (agen) yang bawa siapa, kita akan mengkoordinasikan kalau terjadi masalah, termasuk (seumpamanya) ada kaitannya dengan penularan virus," paparnya.

Beningnya perairan Karimunjawa setelah menyeberang lebih dari dua jam dengan kapal feri [Suara.com/Adam Iyasa].

Ia menyebut, di Karimunjawa peran relawan dan gerakkan Jogo Tonggo saling aktif mendukung.

"Di Karimunjawa dua-duanya berperan (relawan dan Jogo Tonggo). Kalau Jogo Tonggo, semisal ada pelancong yang tak bawa persyaratan (rapid test) kita minta Pak RT setempat untuk mengawasi supaya tidak berkeliaran. Kalau relawan, kita melakukan pendataan bagi-bagi masker dan sosialisasi bahaya Covid," pungkas Atik.

Load More