SuaraJawaTengah.id - Seorang pengurus Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Tegal, Slamet, 41, terancam dipenjara selama empat tahun karena melakukan penipuan dan penggelapan dengan kerugian ratusan juta rupiah.
Selain menjadi tersangka kasus penipuan, warga Desa Grobog Kulon, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal itu diketahui juga adalah muazin adzan dengan kalimat 'hayya alal jihad' yang kasusnya dirilis Polda Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Kasatreskrim Polres Tegal, AKP I Dewa Gede Ditya mengatakan, kasus penipuan dan penggelapan yang menjerat tersangka segera disidangkan.
"Hari ini Satreskrim Polres Tegal melakukan pelimpahan tahap dua atau pelimpahan tersangka dan barang bukti ke kejaksaan berkaitan dengan perkara penipuan dan penggelapan yang dilakukan tersangka S," kata Dewa, Rabu (23/12/2020).
Baca Juga: Didukung Bubarkan FPI, Ini Jawaban Menteri Agama Gus Yaqut
Dewa menjelaskan, tersangka melakukan penipuan dengan menawarkan tanah dan rumah kepada korban dengan harga Rp135 juta pada 3 Juni 2015. Tanah yang berlokasi di Desa Kalimati, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal itu diklaim tersangka sebagai miliknya sendiri.
"Kemudian terjadi kesepakatan, korban akan melakukan pembayaran secara bertahap hingga 27 Desember 2016. Jika sudah lunas, tersangka akan memberikan sertifikat hak milik (SHM) dan kunci rumah," kata Dewa.
Dewa melanjutkan, setelah korban membayar hingga Rp125 juta dan akan melakukan pelunasan, tersangka tidak memberikan SHM dan kunci rumah. Belakangan diketahui, tanah dan rumah yang dijanjikan ternyata justru sudah ditempati oleh orang lain dan bukti kepemilikannya bukan atas nama korban.
"Karena tidak ada upaya penyelesaian, korban akhirnya melaporkan ke Polres Tegal pada 1 Desember 2020. Menindaklanjuti laporan ini, kami melakukan proses penyelidikan, kemudian penangkapan dan penahanan," ujarnya.
Menurut Dewa, tersangka dijerat dengan pasal 378 dan 372 KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimal empat tahun.
Baca Juga: Detik-detik Ustaz Haikal Mendadak Diangkut Ambulans di Polda: Saya Sehat!
"Berdasarkan fakta penyelidikan, di perkara lain berkaitan dengan penyebaran azan jihad, muncul fakta tersangka ini yang menginisiasi mengumandangkan azan yang diganti dengan kalimat 'hayya alajihad' di sebuah cara pengajian di Dukuhturi, Kabupaten Tegal," ungkap Dewa.
Dewa menyebut, tersangka merupakan seorang pengurus FPI Kabupaten Tegal dengan jabatan sekretaris.
"Tersangka adalah pengurus FPI, tapi untuk dalam perkara ini, dana penipuan digunakan tersangka untuk kepentingan pribadi," ujarnya.
Sementara itu, tersangka mengaku uang yang sudah diserahkan korban digunakan untuk membangun rumah yang sudah dipesan.
"Dari uang itu untuk belanja material dan membangun rumahnya. Terus tanahnya itu oleh pihak pemilik dijual ke pihak ketiga, tanpa sepengetahuan saya. Yang menjual bukan saya," akunya.
Dia membenarkan jika dirinya adalah pengurus FPI Kabupaten Tegal. "Jabatan saya sekretaris wilayah," ucapnya.
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
-
Susul FPI dkk, Dewan Dakwah Jakarta Ikut Dukung RK-Suswono, Apa Alasannya?
-
Reuni 411: Jokowi Dituntut Diadili, Gibran Dituntut Ditangkap Atas Akun Fufufafa
-
Massa Aksi Reuni 411 Bubar, Menantu Rizieq Shihab Minta Umat Jangan Terpecah karena Beda Pilihan Pilkada
-
Potret Aksi 411 Tuntut Jokowi Diadili dan Fufufafa Ditangkap
-
Gelar Aksi Reuni 411 di Jakarta, Tuntutan Massa FPI: Adili Jokowi, Tangkap Pemilik Akun Fufufafa
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
Terkini
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang
-
Semarang Waspada Hujan dan Banjir Rob Akhir Pekan Ini, Ini Penjelasan BMKG
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis