SuaraJawaTengah.id - Gerakan Jateng di Rumah Saja akan diberlakukan pada akhir pekan ini untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal akan menerapkan kebijakan itu dengan menutup pasar tradisional, mal, toko dan obyek wisata selama dua hari.
Kendati dinilai memberatkan, sejumlah pedagang di Pasar Pagi Kota Tegal pasrah dengan adanya kebijakan Jateng di Rumah Saja.
"Keberatan, tapi gimana lagi, takut disanksi," kata salah satu pedagang, Sarilah, 45, kepada Suara.com, Kamis (4/2/2021).
Penjual daging ayam itu mengaku merugi jika harus tutup selama dua hari. Sebab, dalam sehari biasanya dia bisa menjual 10 kg daging ayam dengan harga per kilonya Rp38 ribu.
"Kalau dipikir ya rugi, tapi nurut aja lah, daripada dikira melawan pemerintah. Keadaan lagi kaya gini, nurut aja. Padahal ditutup ya tidak dapat bantuan apa-apa," ucapnya.
Pedagang lainnya, Isah, 39, mengaku sudah mendapat sosialisasi terkait rencana penutupan pasar selama dua hari. Dia terpaksa mengikuti kebijakan pemerintah itu. "Pedagang cuma bisa pasrah, dua hari diminta tidak jualan," ujarnya.
Isah berencana untuk mengurangi stok cabai yang dijualnya sebelum pasar ditutup dua hari. Dia khawatir banyak cabai yang tidak laku.
"Kalau cabai kan susah, tidak bisa disimpan karena risikonya busuk. Apalagi sekarang cabai lagi mahal. Kalau nanti hari Jumat masih banyak yang tidak laku terpaksa dijualnya setengah harga," tuturnya.
Isah berharap penutupan pasar hanya dilakukan selama dua hari agar tidak semakin memberatkan usahanya.
Baca Juga: Gerakan Jateng di Rumah Saja, Apindo Sebut Industri akan Merugi
"Kalau terlalu lama pusing. Saya satu rumah ada dua keluarga, tanggung jawab saya semua. Pendapatan cuma dari jualan cabai," ungkap warga Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kecamatan Margadana, Kota Tegal itu.
Pasrah juga dilakukan pedagang sayur, Wati, 40. Menurut dia, pendapatannya selama pandemi Covid-19 sudah menurun drastis.
"Pembeli saya kan rata-rata PKL yang jualan malam hari. Mereka sudah banyak yang tidak jualan. Katanya nanti dua hari jalan-jalan juga ditutup, tambah banyak yang tidak jualan," ujarnya.
Sebelum pandemi, Wati mengaku bisa memperoleh pendapatan hingga Rp100 ribu dalam sehari. Namun sejak ada pandemi, pendapatannya tak sampai Rp50 ribu. "Dapat Rp100 kalau jualannya lagi banyak. Sekarang susah," ucapnya.
Seperti diketahui, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengeluarkan kebijakan Jateng di Rumah Saja untuk menekan penyebaran Covid-19 setelah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dinilai gagal menurunkan kasus.
Selama kebijakan itu diberlakukan pada 6 - 7 Februari 2021, masyarakat diminta di rumah saja. Sejumlah tempat keramaian seperti pasar, mal, pertokoan dan tempat wisata juga ditutup.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota