Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 26 Mei 2021 | 15:43 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Dok Humas Pemprov Jateng)

SuaraJawaTengah.id - Perseteruan antara PDI Perjuangan dengan Ganjar Pranowo rupanya memberikan dampak yang signifikan. Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu semakin melesat. 

Apakah perseteruan Ganjar Pranowo dengan para elite kader PDI Perjuangan adalah setingan?

Sebelumnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dinilai ambisius menjadi calon presiden di tahun 2024. Puan Maharani pun menyindir kinerja orang nomor satu di Jateng itu hanya sibuk di media sosial dan jarang turun ke lapangan. 

Diketahui isu yang mencuat PDI Perjuangan akan memunculkan Puan Maharani sebagai calon pada pilpres 2024 mendatang. Ganjar Pranowo dianggap menyaingi Puan Maharani sebagai calon di pilpres 2024. 

Baca Juga: Cerita Puan Maharani Menangkan Ganjar di Pilkada Jateng: Biar Saya jadi Panglima Tempur

Lalu bagaimana posisi elektabilitas Ganjar Pranowo dan Puan Maharani? Hasil survei yang dilakukan oleh Y-Publica menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo menembus 20,2 persen untuk pertama kalinya sejak survei Maret 2020.

"Elektabilitas Ganjar terus melaju hingga berhasil tembus 20,2 persen," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam siaran persnya, di Jakarta, Rabu (26/5/2021) dilansir dari ANTARA.

Elektabilitas Ganjar pada survei kali ini melampaui Prabowo Subianto yang selama ini unggul di puncak elektabilitas. Elektabilitas Prabowo sebesar 16,7 persen dan dibayangi oleh Ridwan Kamil sebesar 15,9 persen.

Sementara itu, Puan Maharani turun elektabilitasnya di bawah 1 persen, yaitu 0,7 persen. Menurut Rudi, hal menarik jika melihat pernyataaan elite PDIP lainnya belakangan ini yang terkesan menyindir Ganjar.

Ganjar dinilai terlalu berambisi menjadi calon presiden dengan lebih banyak tampil di media sosial dibandingkan bekerja di lapangan.

Baca Juga: Viral Poster Ganjar Pranowo Menuju Nasdem, Warganet: Berani Keluar PDIP?

Pada kenyataannya, kata dia, posisi kepala daerah memang cenderung semakin strategis, khususnya sejak pandemi Covid-19 melanda.

Tidak hanya Ganjar, tetapi juga Ridwan Kamil dan Anies Baswedan turut melambung elektabilitasnya, yang notabene sama-sama kepala daerah.

Selain itu ada pula mantan walikota Surabaya Tri Rismaharini yang kini menjabat Mensos serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Di sisi lain, kata Rudi, Puan yang digadang-gadang sebagai penerus dalam regenerasi internal PDIP tak pernah beranjak dari posisi papan bawah.

"Posisi empat besar capres masih dikuasai oleh Ganjar, Prabowo, RK, dan Anies," kata Rudi.

Ganjar dan RK cenderung terus meningkat elektabilitasnya, sementara Prabowo mulai stabil dan Anies cenderung menurun.

Jika melihat tren dalam setahun terakhir, Rudi menambahkan Ganjar dan RK berpeluang menjadi pesaing kuat Prabowo. Pernyataan sejumlah elite Gerindra mengarah pada pencapresan kembali Prabowo pada Pilpres 2024 mendatang.
 
Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Mei 2021 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
 
Berikut adalah elektabilitas capres:

  1. Ganjar Pranowo 20,2 persen
  2. Prabowo Subianto 16,7 persen
  3. Ridwan Kamil 15,9 persen
  4. Anies Baswedan 7,6 persen
  5. Sandiaga Uno 7,3 persen
  6. Tri Rismaharini 5,0 persen
  7. Erick Thohir 4,1 persen
  8. Agus Harimurti Yudohoyono 3,2 persen
  9. Khofifah Indar Parawansa 2,4 persen
  10. Giring Ganesha 2,1 persen
  11. Mahfud MD 1,0 persen
  12. Puan Maharani 0,7 persen
  13. Airlangga Hartarto 0,5 persen
  14. Susi Pudjiastuti 0,4 persen
  15. Moeldoko 0,3 persen
  16. Lainnya 0,8 persen
  17. Tidak tahu/tidak jawab 11,8 persen

Load More