Kondisi ini membuat Sudirman marah, hingga akhirnya ia memanggil Noli, panggilan Cokropranolo untuk kembali menuju Bintaran Timur. Noli diperintah Sudirman untuk membakar semua dokumen di rumah dinas dan mengantar istri serta anak-anak Sudirman ke dalam benteng keraton. Usai melaksanakan tugasnya, Noli kembali dan melapor kepada Sudirman. Dan Sudirman pun kembali ke rumah dinasnya.
Setibanya di rumah, Jenderal Sudirman membuat keputusan penting, yakni menyingkir keluar dari Kota Yogyakarta bersama pasukan pengawalnya untuk perang gerilya. Keputusan spontan ini membuat kaget beberapa pasukannya, namun diterima anggota pasukan yang menjadi pengawal setia Jenderal Sudirman.
"Karena saat itu terdengar kabar, Pasukan Belanda dibagi dua. Kedua pasukan tersebut bertugas menangkap Soekarno dan memerintahkan menangkap Sudirman, baik hidup atau mati," jelas Abu
Sekitar pukul 11.30 WIB, pasukan berjalan keluar wilayah Yogyakarta menuju wilayah selatan. Menurut Abu, banyak tentara yang tidak membawa perlengkapan. Banyak dokumen yang dimiliki mereka bakar untuk menghilangkan jejak. Saat berangkat, Sudirman menaiki mobil sedan hitam dan mobil compreng.
"Pasukan saat itu menyusuri wilayah selatan Yogyakarta mulai dari Bantul hingga Parangtritis. Saat itu, saya ingat kali pertama istirahat dilakukan di tempat lurah Grogol namanya Pak Hadi. Di rumah Pak Hadi, sambil istirahat, petinggi-petinggi pasukan yang dekat dengan Pak Dirman berkumpul dan membuat rute perjalanan menuju Gunung Wilis di Kediri. Sedangkan Pak Dirman diperiksa denyut nadinya oleh dokter pribadinya, Dokter Suwondo," ujarnya.
Menurut Abu, pilihan menuju Gunung Wilis menjadi realistis karena ada perlengkapan komando, pemancar radio. Melalui pemancar itulah semua komando Sudirman disampaikan. "Namun itu tidak bertahan lama karena fasilitas pemancar ketahuan Belanda dan akhirnya markas tersebut dibombardir," katanya.
Dari Grogol, pasukan kemudian bergerak menuju Parangritis. Namun, adanya sungai yang membelah membuat dua kendaran yang digunakan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Tidak ada jembatan di sungai itu. "Saya lupa namanya sungainya apa, tetapi yang jelas semua kendaraan tidak bisa melintasinya," ujarnya.
Sejak itu, perjalanan terus dilanjutkan dengan konsekuensi Jenderal Sudirman ditandu. Perjalanan itu kemudian berhenti di Desa Playen yang masih berada di wilayah Yogyakarta. Di sana, Sudirman dipinjami sado milik perkebunan. Meski dalam keadaan sakit, Sudirman tetap berjuang demi negara hingga titik darah penghabisan.
"Mungkin banyak yang bertanya, kenapa Sudirman memilih bergerilya dari pada ditangkap Belanda? Padahal kalau ditangkap Belanda, pasti diperlakukan baik," ujarnya.
Baca Juga: Mengulik Kisah dan Perjuangan 3 Raja Keraton Kasunanan Surakarta dalam Kemerdekaan RI
Menurut Abu, pilihan Sudirman tersebut lebih dikarenakan memegang sumpah jabatan yang diucapkannya saat diangkat menjadi panglima besar kali pertama yang ditulis dalam sumpahnya dan diucapkan dalam lisan.
"Dalam salah satu sumpahnya, Jenderal Sudirman menuliskan sanggup bersedia mempertahankan negara Republik Indonesia sampai titik darah yang penghabisan. Sumpah itu kemudian dipegangnya selama menjadi pemimpin pasukan," tutur Abu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar