Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 30 Agustus 2021 | 10:44 WIB
SMP Negeri 1 Bawang, Banjarnegara Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) hari pertama, Senin (30/8/2021). [Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Lebih dari 1,5 tahun tak bersekolah secara langsung atau tatap muka, perasaan siswa di Banjarnegara campur aduk saat penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PKM), Senin (30/8/2021).

Senang hingga haru dirasakan para siswa yang kembali ke sekolah. Belum lagi sekolah daring selama pandemi dirasa kurang maksimal dan banyak kendala.

Sebanyak 8 Sekolah Menengah Pertama dan 2 Sekolah Dasar melaksanakan PTM secara bertahap.

Salah satu siswa SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara, Najwa mengaku senang dan lega ketika dirinya bisa kembali ke sekolah. Ia bahkan terharu karena sudah lama tidak berjumpa dengan teman sekolahnya.

Baca Juga: Ditonton 20 Juta Kali! Siswa 'Selamatkan' Sekelas dari Ulangan, Guru Sampai Kabur

"Sangat senang sekali bisa kembali ke sekolah, lama nggak ketemu teman teman," ungkap dia saat ditemui Suarajawatengah.id di sekolah.

Selain senang bisa bertemu dengan teman sekolah, Ia juga merasa lega karena bisa mendapatkan pelajaran secara langsung oleh guru. Selama ini, Ia merasa kesulitan untuk mengikuti pelajaran daring.

"Ndak tau apa apa tapi dikasih tugas, belum lagi internetnya susah," imbuh dia.

Najma adalah salah satu siswa kelas 9 yang sudah 2 tahun harus mengalami sekolah secara online. Dia berharap agar PTM bisa diperpanjang sehingga ia dapat memahami materi untuk persiapan melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya.

"Penginnya berangkat sekolah lagi, karena saya sudah kelas 9 dan sebentar lagi masuk SMA, jadi harus disiapkan biar tahu materinya dan bisa mengerjakan ujian," ujar dia.

Baca Juga: PTM DKI Digelar Hari Ini, Epidemiolog: Guru Jangan Teriak saat Ajarkan Murid di Kelas

Kepala SMP Negeri 1 Bawang Banjarnegara, Siska mengatakan bahwa dampak dengan sekolah daring adalah berkurangnya interaksi sosial antar siswa.

"Memang dampaknya ada pada di interaksi sosial antar siswa, bahkan kelas 7 itu belum saling kenal karena belum pernah bertemu, selama ini baru sebatas di grup kelas saja," kata dia.

Ia mengungkapkan bahwa dampak tersebut sangat dirasakan oleh para orang tua ketika siswa berada di lingkungan rumah.

"Kami beberapa kali komunikasi dengan wali tentang kondisi siswa di rumah, ternyata memang berpengaruh, siswa mungkin lebih merasa ego dan sulit interaksi," ujar dia.

SMP Negeri 1 Bawang adalah salah satu SMP di Kabupaten Banjarnegara yang menyelenggarakan PTM uji coba di minggu pertama. PTM di laksanakan secara bergantian dengan kapasitas ruang 50 persen.

"Saat ini, satu ruang maksimal 16 siswa, 4 jam pelajaran dari jam 7.15 sampai 11.15 WIB, tanpa istirahat," terang dia.

Di waktu yang sama, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Banjarnagara menjelaskan, jika uji coba PTM di minggu pertama berjalan lancar, pihaknya akan menambah jumlah sekolah untuk pelaksanaan PTM.

"Saya kesini tanpa ada janjian dengan sekolah, artinya biar kami tahu kondisi asli di lapangan seperti apa dan tidak dibuat buat, tadi saya kesini siswa sudah masuk semua dan sudah di cek suhu, semua disiplin menaati protokol kesehatan. Jika ini lancar maka minggu depan akan ditambah lagi. Karena ini sudah tahap ke 3 yang mana dulu pernah semua sekolah melaksanakan PTM, jadi optimis bisa," pungkas dia saat melakukan kunjungan.

Kontributor : Citra Ningsih

Load More