SuaraJawaTengah.id - Aksi korporasi penerbitan 28,2 miliar saham baru (right issue) yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro telah terserap seluruhnya, dan bahkan mengalami oversubscribed.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam acara Opening Bell di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (29/9/2021).
Hadir dalam acara tersebut Menteri BUMN RI Erick Thohir, Wakil Menteri II BUMN RI Kartika Wirdjoatmodjo, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen dan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Wakil Direktur Utama BRI sekaligus Ketua PMO (Project Management Office), Catur Budi Harto, serta Direktur Utama Pegadaian Koeswiyoto.
Total nilai Right Issue BRI mencapai Rp95,9 triliun, yang terdiri dari Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai pemerintah dan Rp41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik, dimana Rp27,9 triliun diantaranya berasal dari pemegang saham asing.
Pencapaian ini menorehkan sejarah, yang mana rights issue BRI menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, menduduki peringkat ketiga di Asia, dan peringkat ketujuh di seluruh dunia. Hal ini diharapkan dapat memberikan angin segar bagi transaksi pasar modal di Indonesia.
Dalam sambutannya, Erick Thohir mengungkapkan, keberhasilan ini merupakan sebuah prestasi dikarenakan terjadi pada saat market sedang turbulence, sehingga diharapkan right issue ini akan membuat market kembali bergairah.
“Melalui Holding Ultra Mikro (UMi), UMKM bisa menjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat penting. Saat ini, 60 persen ekonomi ditopang UMKM, dan UMKM bukan objek tapi subjek yang harus diperjuangkan bersama-sama. Sinergi UMi akan membuat pelaku usaha ultra mikro mendapat akses dana lebih mudah, mendapatkan pendampingan serta akses lebih mudah untuk naik kelas,” imbuh Erick.
Senada dengan Erick Thohir, Sunarso menambahkan, dengan hasil rights issue tersebut, maka kepemilikan saham publik masih dapat terjaga di atas 40% sesuai dengan target BRI.
“Tingginya minat terhadap rights issue BRI ini mencerminkan kepercayaan pemegang saham terhadap visi yang dibangun pemerintah melalui BRI untuk semakin fokus pada penetrasi keuangan, dengan mengamankan sumber pertumbuhan baru di segmen mikro yang pada akhirnya menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham,” urainya.
Baca Juga: Demand Surat Berharga Tinggi, Bank BRI Optimalkan Pendapatan dari Transaksi Treasury
“Pencapaian tersebut tidaklah mudah, mengingat proses rights issue BRI dan pembentukan Holding Ultra Mikro dilakukan di tengah kondisi ekonomi yang masih berjuang untuk bangkit akibat pandemi Covid-19. Keberhasilan ini akan mengobarkan semangat BRI dan Holding Ultra Mikro untuk membawa jutaan pelaku usaha ultra mikro naik kelas dan memberikan kontribusi positif bagi para stakeholders, dan perekonomian nasional,” imbuh Sunarso.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen menjelaskan, kesuksesan ini menjawab keraguan dari para investor, keraguan dari para pengamat dan keraguan terhadap pasar Indonesia secara keseluruhan bahkan keraguan terhadap pemulihan ekonomi di Indonesia.
“Base ekonomi kita, pertumbuhannya ke depan akan lebih pada UMKM. Ini juga merupakan hal yang akan terus kita dorong dari OJK, dan kita akan sangat suport terhadap pengembangan UMKM. Ternyata di Indonesia, banyak masyarakat yang ekonominya bertumpu dari kegiatan sehari-hari. Kami menyambut baik, kegiatan ini merupakan selebrasi kita semua. Kami di OJK juga tentunya sangat mendukung UMKM bisa terus tumbuh,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi menambahkan, pencapaian membanggakan ini tak lepas dari upaya dan kerja keras BRI, terutama dalam menjaga kinerja dan fundamental perusahaan. Saham BBRI merupakan saham dengan kinerja luar biasa dan selalu masuk konstituen LQ45.
“Sampai saat ini, sejak Februari 2005, BBRI masuk LQ45. BBRI juga termasuk perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia dan menjadi saham yang paling aktif ditransaksikan berdasarkan nilai. Dengan adanya right issue ini, dan potensi bisnis yang besar karena terdorong Holding BUMN Ultra MIkro, saham BBRI tentu akan bertambah menarik dan meningkatkan optimisme investor untuk terus mengapresiasi saham BBRI,” pungkas Inarno.
Berita Terkait
-
Aksi Korporasi Penerbitan 28,2 Miliar Saham Baru, BRI Kumpulkan Rp95,9 Triliun
-
Dengan Modal dari BRI, Kini Penghasilan Yosi Rp60 Juta per Bulan
-
RUPSLB Waskita Karya Setujui Right Issue Saham Seri B Dengan Harga Rp100 per Lembar
-
Tangguh di Tengah Hantaman Pandemi, BRI Incar Pertumbuhan Berkelanjutan
-
Demand Surat Berharga Tinggi, Bank BRI Optimalkan Pendapatan dari Transaksi Treasury
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
5 Mobil Bekas Irit BBM, Harga di Bawah Rp115 Juta, Pilihan Cerdas Keluarga Muda
-
Sambut Pergantian Tahun, Indosat Siapkan Jaringan 5G Terluas di Semarang, dan Pacu Ekonomi Digital
-
Semarang Diguyur Hujan Ringan: Waspada Potensi Banjir Rob dan Dampak Ekonomi
-
Desa Sumberagung Grobogan Kini Terang Benderang: BRI Peduli Hadirkan 10 PJU Tenaga Surya
-
Kudus di Ujung Tanduk: Menteri LHK Ancam Sanksi Berat Imbas TPA Berbahaya di Atas Tebing