Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 09 Oktober 2021 | 10:53 WIB
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Wijonardi (dua dari kanan) saat mendampingi Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam kegiatan penyusuran jalur evakuasi bencana tsunami di Cilacap, Senin (4/10/2021). [ANTARA/Sumarwoto]

Apabila gempa itu terjadi, kata dia, guncangan dapat menimbulkan kerusakan di Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur. Sementara itu, episenter gempa dahsyat yang terjadi di dasar laut dengan kedalaman hiposenter yang dangkal, akan memicu terjadinya tsunami.

Bambang mengatakan hingga kini tidak ada satu pun negara maupun teknologi di dunia yang mampu memprediksi kapan akan terjadi gempa, termasuk besaran gempa dan letak gempa.

Oleh sebab itu, selain pembangunan jalur evakuasi dan rambu, perlu juga disiapkan tempat penampungan bagi para pengungsi yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana.

Ia menyarankan agar simulasi juga sering dilakukan untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dan sarana yang disiapkan untuk mengurangi dampak bencana. Simulasi evakuasi tersebut berguna untuk mengukur ketepatan lama waktu yang ditempuh oleh masyarakat ketika melakukan evakuasi sebelum terjadinya tsunami.

Baca Juga: NTT, NTB, dan Bali Berisiko Tinggi Alami Kekeringan

Dia berharap tidak ada gempa bumi atau tsunami yang terjadi di wilayah itu. Dia juga meminta masyarakat untuk tidak percaya dengan informasi dari sumber yang tidak dapat dipercaya dan selalu memantau imbauan yang diberikan BMKG.

“Saya juga mengimbau kepada masyarakat untuk mencari sumber informasi yang resmi yang dikeluarkan BMKG agar terhindar dari berita bohong,” kata dia.

Load More