SuaraJawaTengah.id - Penggunaan kiasan hewan, muncul dalam konflik politik antara Politisi PDIP Bambang Pacul dan kader pendukung Ganjar Pranowo. Starategi itu untuk mengidentifikasi kubu yang berseteru.
Sebelumnya Penggunaan istilah ‘celeng’, digunakan Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto atau lebih dikenal Bambang Pacul untuk menyebut kader Kabupaten Purworejo yang mendeklarasikan dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk maju pada Pemilihan Presiden 2024.
Pernyataan Bambang Pacul dijawab kader PDIP Purworejo dengan membuat dan menyebarkan logo “Barisan Celeg Berjuang”. Albertus Sumbogo, Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) menyebut sikap Bambang Pacul justru semakin menyemangati relawan untuk mendukung Ganjar maju pilpres.
Kata Sumbogo, pembuatan logo menjawab ucapan Bambang Pacul yang membuat relawan Seknas Ganjar Indonesia (SGI) tersinggung. Meski dianggap celeng, relawan SGI akan tetap memperjuangkan kebenaran.
Tanggapan Celeng dan Banteng
Menanggapi hal itu, Dosen Komunikasi UNTIDAR, Jaduk Gilang Pambayun mengatakan, penggunaan simbol dalam interaksi di dunia maya adalah hal yang wajar. Simbol-simbol digunakan sebagai penanda atau pengganti identitas kelompok.
Simbol hewan dapat dilihat juga sebagai upaya netizen menarasikan keterikatan dan afiliasi sebuah kelompok.
Dalam kasus kontestasi politik Pemilihan Presiden 2019, istilah cebong, kampret dan kadal gurun digunakan untuk mengidentifikasi kelompok pendukung calon presiden.
Meski kadang mengarah pada stereotip dan palebalan, penggunaan simbol hewan tidak menggambarkan turunnya kualitas bahasa yang digunakan dalam komunikasi politik.
Baca Juga: Apa itu Barisan Celeng Berjuang yang Bikin Geger?
“Walaupun terkadang arahnya ke stereotip, pelabelan atau stigmatisasi, tetapi jika melihat dengan pandangan yang lebih luas, hal itu merupakan sebuah warna dan variasi. Serta pembentuk identitas kelompok dalam ranah komunikasi politik,” kata Jaduk saat dihubungi SuaraJawaTengah.id, Kamis (14/10/2021).
Dalam komunikasi politik, kegiatan mendukung, menjatuhkan, serta melontarkan intrik merupakan hal lumrah. Dalam kasus tertentu, komunikasi politik di dunia maya sangat mungkin menimbulkan efek samping pelabelan identitas.
Namun tidak semua residu komunikasi politik palabelan berdampak negatif. Pada satu sisi, pelabelan memudahkan masyarakat mengidentifikasi kelompok yang dimaksud.
“Hal ini menjadi efektif karena pelabelan membuat masyarakat atau netizen langsung paham akan kelompok yang dimaksud. Sama seperti pemilihan kepala desa yang masih menggunakan simbol hasil bumi untuk menggambarkan identitas calon,” ujar Jaduk.
Dalam ilmu semiotika yang mempelajari tanda, konsep simbol muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi antara yang ditandai (signified) dan yang menandai (signifier).
Jika diadopsi pada konflik internal PDIP Jawa Tengah saat ini, konsep simbol ‘celeng’ dan ‘banteng’ mungkin malah memudahkan kader mengidentifikasi kubu yang sedang berseteru.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota