Ronald Seger Prabowo
Senin, 08 November 2021 | 14:35 WIB
 Kondisi SD Bedono 1, Kabupaten Demak yang terkena dampak abrasi. [Suara.com/Dafi Yusuf]

Dia mengaku, ketika melakukan pembelajaran di SD Bedono 1 seringkali terkena rob. Hampir setiap hari, guru dan siswa harus membersihkan kotoran dari rob.

"Kalau saat rob, para siswa malah seneng tapi gurunya yang was-was, " ujarnya.

Guru SD Bedono 2, Sukari mengatakan, sekolah di Bedono 1 menurutnya memang sudah tak layak pakai. Terdapat 30 siswa yang akhirnya dipindahkan ke SD Bedono 2 sejak awal semester yang lalu.

"Sekolahnya tak bisa untuk aktifitas siswa, sudah tak layak pakai," jelasnya.

Meski di Bedanya juga beberapa kali terkena rob, di SD Bedono 1 menurutnya lebih ekstrem karena langsung berbatasan dengan laut. Hal itu membuat gedung tersebut mudah rusak.

"Kalau di sini kan walupun juga sering rob namun masih ada mangrove. Jadi ombaknya agak tertahan," ujarnya.

Karena ruangan tak cukup, beberapa ruangan juga terpaksa dialihfungsikan. Ruang kantor guru juga terpaksa dijadikan kelas untuk para siswa karena ruangan untuk belajar kurang.

"Kalau yang kita tempati ini awalnya adalah perpustakaan, sekarang dijadikan tempat kantor guru," paparnya.

Dia menyebut, siswa SD Bedono 1 mulai pindah ke SD Bedono 2 pada bulan Juli ketika tahun ajaran baru. Pada awalnya, pemindahan tersebut diwarnai aksi penolakan oleh wali murid.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa

"Pada tak mau karena jauh dari rumah terutama ketika musim hujan kan rob, banyak orangtua yang khawatir. Namun akhirnya bisa memahami," ucapnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More