Ronald Seger Prabowo
Minggu, 13 Februari 2022 | 21:41 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali mendatangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Minggu (23/2/2022). [dok]

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali mendatangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Minggu (23/2/2022).

Beda dengan kedatangan sebelumnya yang dikawal aparat kepolisian, kali ini Ganjar datang sendirian.

Ganjar tiba di Desa Wadas sekitar pukul 12.30 WIB. Begitu tiba di masjid Nurul Huda, politisi PDIP itu Iangsung disambut ratusan warga Wadas. Mereka yang sudah berada di lokasi, menyambut dengan nyanyian Yalal Wathon.

Tidak nampak ketegangan sama sekali dalam pertemuan itu. Ganjar disambut ramah dan hangat. 

Ia juga sempat menyapa Nurhadi, salah satu warga Wadas yang ditangkap dan sempat video call dengannya. Kepada Nurhadi, Ganjar menanyakan kabar dan menawarkan pengobatan karena Nurhadi mengatakan sakit di bagian dada.

"Diperikso ya, dironsen biar ketahuan sakitnya apa," tawar Ganjar.

Nurhadi tersenyum mendengar tawaran itu, namun, ia meminta pada Ganjar untuk diurut saja.

"Yasudah dipijetke ya, mas tulung ini pak Nurhadi nanti malam dipijetke," kata Ganjar.

Usai melaksanakan shalat Dzuhur, Ganjar kemudian duduk lesehan di teras masjid. Di sana, ia ngobrol dengan warga Wadas.

Baca Juga: PWI Pusat: Beritakan Kasus Wadas, Wartawan Harus Bekerja Sesuai Kode Etik Jurnalistik

Obrolan itu nampak gayeng sekali. Meski serius tapi pertemuan itu berlangsung sangat santai. Beberapa kali, Ganjar dan warga tertawa saat ada hal yang lucu yang disampaikan warga dalam pertemuan itu.

Saat ngobrol itu, Ganjar mengawali sambutannya dengan meminta maaf kepada warga Wadas atas kejadian yang kurang menyenangkan pada Selasa (8/2/2022) lalu.

Dalam kesempatan itu, warga secara bergantian menyampaikan uneg-unegnya pada Ganjar. Sejumlah warga banyak menceritakan peristiwa penangkapan yang mereka alami.

"Kami takut pak, suami saya ditangkap tanpa tahu masalahnya. Sekarang di rumah dan kalau lihat polisi atau pria asing berbaju hitam jadi ketakutan. Setiap hari mengurung diri di rumah, pintu selalu dikunci. Anak-anak juga trauma pak," kata Waliyah, salah satu warga.

Warga lain, Ana menceritakan, ia dan suaminya ditangkap oleh pihak kepolisian saat konflik terjadi. Suaminya ditangkap saat sedang berada di perjalanan menuju Purworejo, sementara dirinya ditangkap saat berada di desa.

"Kasihan anak saya pak, masih kecil. Bagaimana rasanya ditinggal kedua orang tuanya yang ditangkap polisi, pak. Kami warga masih trauma," katanya.

Load More