Soetinah juga masih mengingat, banyaknya pejuang yang ia rawat setiap hari.
Perawatan yang ia lakukan juga tak mengenal waktu, tak jarang ia tak tidur beberapa hari hanya untuk memberikan perawatan untuk pejuang yang terluka.
"Kadang saya merawat lima penjuang dalam sehari, karena situasi saat itu bergejolak fokus para relawan untuk memulihkan kondisi pasukan yang terluka. Jadi jarang tidur saat malam hari," paparnya.
Pergolakan perang ketika Soetinah bertugas membuatnya acapkali berpindah lokasi lantaran mengikuti pergerakan para pejuang.
"Bersembunyi di hutan sering kali saya lakukan bersama pejuang lainnya. Lokasinya juga tak menentu. Beberapa kali pasukan gerilya menyerbu wilayah Gubug Grobogan, lalu ke Demak, Kudus, Lasem sampai Juwana. Kami relawan PMI juga mengikuti pasukan itu," kata Soetinah.
Melihat darah hingga membawa pejuang yang terluka ke tempat aman, diterangkan Soetinah menjadi kegiatannya saat itu.
Tak hanya itu, memberishkan luka, menjahit kulit pejuang yang robek, hingga menggendong penuang yang terluka juga acapkali dilakukan Soetinah.
Dua tahun bertugas sebagai paramedik perang, Soetinah akhirnya ditarik menjadi relawan kesehatan CPM Detasemen III di Purwodadi pada 1948.
Ia diminta membantu satuan Kompi Brigade SS dibawah komando Letnan I Suparto sebagai Staf Brigade VI Divisi II.
Baca Juga: Selain Bung Karno, Siapa Saja Tokoh Proklamasi Kemerdekaan RI?
Di bawah kepemimpinan Kolonel S Soediarto, Soetinah mendapatkan tugas baru manjadi mata-mata untuk untuk mengintai wilayah yang dikuasai pasukan Belanda.
Deretan misi telah Soetinah jalani untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia saat itu.
Atas dedikasinya, Soetinah memperoleh penghargaan Satya Lencana Karya Satya Tingkat III dan Bintang Legiun Veteran oleh Presiden Kedua Indonesia, Soeharto.
Soetinah mengaku ia juga mendapatkan penghargaan Bintang Legiun Veteran dan hanya ada lima wanita yang mendapatkan penghargaan tersebut.
"Penghargaan membuat saya memperoleh pekerjaan di sekretariat kantor Gubernur Jateng. Saya dihadiahi rumah oleh Pak Harto saat itu," imbuhnya.
Soetinah juga menjadi satu dari dua pejuang veteran wanita yang masih seksi di Kota Semarang. Meski demikian karena Kondisi fisiknya, Soetinah lebih banyak menghabiskan waktu berbaring di tempat tidurnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota