SuaraJawaTengah.id - Petani Dusun Temas, Desa Compreng, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, memilih menanam padi dengan sistem tanam sawur pada masa tanam di musim penghujan.
Bloktuban menulis sebuah berita hasil wawancara mereka dengan petani untuk menjelaskan sistem tanam sawur kepada pembaca.
Sistem tanam sawur berbeda dengan sistem tanam padi pada umumnya.
Tanam padi umumnya memerlukan banyak orang, mulai dari mencabut bibit padi yang sudah berumur tiga minggu (ndaut), kemudian membutuhkan tenaga untuk menandur.
Berbeda halnya dengan sistem tanam sawur yang disebut lebih mudah dan ringan tenaga dan biaya.
“Sistem tanam ini cukup mudah karena tinggal menebar biji padi kering dan cukup satu orang saja,” kata Salim (58), seorang petani.
Biasanya petani Dusun Temas setelah panen raya sekitar bulan Agustus, langsung membajak sawah mereka dan selanjutnya menanam padi dengan menggunakan sistem sawur.
Alasan mereka langsung membajak sawah biasanya karena banyak benih padi yang jatuh dari mesin panen padi (combine). Jadi nantinya penyawuran bibit tidak perlu banyak-banyak. Akan tetapi ada juga petani yang tidak langsung membahak sawah karena menunggu giliran irigasi air, serta memberi jeda pada tanah agar padi lebih subur.
“Untuk waktu penyawuran berbeda-beda setiap petani tergantung orangnya maunya kapan,” kata dia.
Baca Juga: 3 Metode Menanam Padi yang Benar, Mana yang Tidak Mudah Kena Hama?
Cara tanam menggunakan sistem sawur juga cukup mudah. Setelah sawah dibajak, benih padi disawur dengan merata.
Dalam satu hektare lahan biasanya cukup bibit padi 60 kilogram saja. Karena sudah ada padi yang terjatuh dari combie. Namun ini bukan patokan tergantung petaninya dan juga kondisinya.
Setelah disawur nantinya bibit tersebut akan diratakan lagi oleh traktor agar bibit terpendam dalam tanah. Tujuannya agar akar padi bisa lebih kuat saat musim penghujan dan tidak roboh saat kena angin.
Setelah selesai tanah sawah akan dibiarkan mengering agar bibir tadi tidak busuk dan bisa tumbuh. Setelah padi tumbuh sekitar 5 sampai 7 sentimeter, baru sawah akan diisi air dan dipupuk untuk perawatan lebih lanjut.
Sistem ini telah digunakan masyarakat beberap ataun belakangan ini, tapi selama itu hanya saat musim tanam rendeng (musim penghujan) saja menggunakan sistem ini dikarenakan biayanya yang lebih ringan.
Salim menambahkan untuk hasil panen tak bisa diperkirakan karena bisa lebih bagus, bisa sama saja bisa di bawah daripada tanam padi biasanya. Dan untuk waktu panen dari penyawuran sampai panen, diperkirakan 4 bulanan dan juga tergantung bibit padi yang dipakai.
Berita Terkait
-
Viral Gibran Tanam Padi Naik Mesin, Publik Salah Fokus Lihat Gayanya
-
Wapres Gibran Panen Kritikan Usai Tanam Padi Sambil Berjalan Maju, Padahal Ini Alasannya
-
PLTS Karang Raja Berfungsi Tahun Ini, Kini Petani Bisa Tanam Padi di Musim Kemarau
-
10 Istilah Tanam Padi Dalam Basa Sunda Selain Moe Pare "Menjemur Padi"
-
Puan Maharani Nggak Salah-Salah Banget, Ternyata Ada Teknik Menanam Padi dengan Cara Maju
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
BRI Blora Gelar Khitan Massal, Meriahkan HUT ke-130 dengan Bakti Sosial
-
Mobilio vs Ertiga Bekas di Bawah Rp150 Juta: 7 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli
-
BRI BO Slawi Gelar Cek Kesehatan dan Donor Darah Gratis, Wujud Peduli Masyarakat
-
7 Tempat Wisata Rembang Viral dan Hits Ini Siap Jadi Favorit Libur Akhir Tahun 2025
-
Kampung Natal Saloka 2025: Perayaan Nataru Penuh Kearifan Lokal dan Rekor Dunia!