Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 11 November 2022 | 11:11 WIB
Ilustrasi keramaian. Agar tragedi halloween dan tragedi kanjuruhan tak terulang, ini delapan kiat menjaga keselamatan ketika berada di tempat wisata yang ramai. (Pixabay)

SuaraJawaTengah.id - Keramian di tempat wisata perlu dilakukan antisipasi. Masyarakat pun diminta waspada agar Tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan yang menimbulkan korban jiwa hingga lebih dari 150 orang ini tak terulang. 

Ketika berada di suatu destinasi wisata populer, risiko keramaian memang tak terhindarkan. Apabila kepadatan menjadi tak terkendali, maka situasi bisa berubah dalam sekejap menjadi bencana.

Situasi keramaian yang tak terkendali ini tak hanya terjadi di Itaewon, tetapi juga di Kanjuruhan, Malang; konser salah satu K-Pop group di Tangerang Selatan; dan insiden di Gujarat Bridge –jembatan di India yang menjadi salah satu destinasi wisata.

Ini delapan kiat menjaga keselamatan ketika berada di tempat wisata yang ramai, dikutip dari ANTARA, Jumat (11/11/2022).

Jadilah pengamat

Saat Anda mulai memasuki kawasan destinasi wisata yang terkenal ramai, ambil momen sejenak untuk mengamati lingkungan sekitar. Perhatikan sudut-sudut yang memungkinkan bagi Anda untuk keluar jika situasi menjadi gawat darurat, seperti gerbang masuk, gerbang keluar, atau titik akses lainnya yang bisa dijadikan celah untuk menyelamatkan diri. Jangan ragu untuk bertanya dengan petugas keamanan atau pemandu wisata setempat terkait letak titik akses keluar-masuk di destinasi wisata yang Anda kunjungi.

Berwisata tujuannya memang bersenang-senang, namun Namun, jangan sampai Anda terlena dengan kesenangan dan lupa memperhatikan situasi sekitar. Salah satu cara terbaik untuk menghindari risiko terinjak-injak adalah Anda harus peka dan mengevaluasi situasi keramaian, apakah kepadatan pengunjung masih terkendali, sudah padat atau melebihi batas wajar? Ketika Anda sudah merasa tidak nyaman, lebih baik menyingkir dari keramaian.

Ukur tingkat keramaian

Anda bisa mengukur tingkat risiko keramaian secara sederhana. Pertama, jika Anda tidak mudah bersentuhan fisik dengan orang sekitar, maka kondisi keramaian masih aman. Kedua, jika Anda bersenggolan secara tidak sengaja dengan orang lain, biasanya situasi cukup padat. Dalam hal ini, Anda harus lebih bijak. Ketiga, jika Anda sudah tidak bisa menggerakkan tangan Anda dengan leluasa, seperti tak bisa menyentuh wajah, Anda patut waspada karena ini menandakan keramaian sudah melebihi batas wajar.

Baca Juga: Pengadilan Etik Tak Cukup, Aremania Minta Pelaku Penembakan Gas Air Mata Juga Diproses Hukum

Hindari titik berisiko

Choke points adalah titik-titik yang berisiko menghalangi laju pergerakan keramaian, seperti pintu keluar, lorong-lorong, dan jembatan. Titik ini merupakan akses keluar bagi orang-orang, tapi juga menjadi titik petaka di mana arus keramaian bisa bertumpuk dan celah semakin sempit jika terjadi kepanikan. Hal ini disebabkan sikap alamiah manusia di mana saat berada dalam situasi gawat darurat, manusia ramai-ramai bergerak ke arah satu titik untuk menyelamatkan diri.

Oleh karena itu, sesuai dengan langkah pertama, menjadi pengamat merupakan aspek penting dengan melihat titik alternatif lain untuk menyelamatkan diri, seperti jendela, tangga darurat, dan pagar.

Cari tempat berlindung

Anda juga bisa bergerak menyingkir perlahan dari keramaian dan gapailah titik tertentu untuk berlindung. Jika Anda di area outdoor, perhatikan pepohonan, tiang, kendaraan, atau benda apa pun yang sekiranya kokoh untuk Anda panjat atau naiki demi melindungi Anda apabila keramaian semakin tak terkendali. Apabila berada di area indoor, perhatikan pula sisi dan benda sekitar yang memungkinkan untuk dijadikan tempat berlindung.

Terus bergerak

Load More