SuaraJawaTengah.id - Suara nyanyian "naik kereta api, tut-tut-tut, siapa hendak turun?" menggema di ruangan berukuran 4×6 meter. Siswa-siswi dan guru PAUD "Rumah Pintar Patra Sutera" terlihat ceria dan kompak memperagakan permainan kereta api.
Dibalik senyuman mereka pagi tadi Senin (24/7/2023), sebenarnya mereka memendam kerinduan bersekolah di dalam gedung. Pasalnya sudah hampir tiga tahun, bangunan sekolah mereka terbengkalai akibat tergenang air rob.
Untuk sementara ini, demi pendidikan usia dini di Kampung Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara nggak berhenti. Segala aktivitas pembelajaran PAUD tersebut dipindahkan di rumah RW 16.
Ruangan pengganti itu memang tidak terlalu luas. Anak-anak pun terlihat kurang leluasa saat bermain di waktu istirahat. Akan tetapi tempat kediaman Slamet Riyadi itu sangat berarti di mata orang tua siswa.
"Biaya sekolah PAUD disini murah, setiap pertemuan hanya bayar Rp2 ribu dan uang itu nantinya akan kembali lagi ke anak menyesuaikan kebutuhan," tutur salah satu wali murid, Siti Alimah saat diwawancarai SuaraJawaTengah.id.
Perempuan berusia 40 tahun tersebut mengaku sedih lantaran keponakan dan teman-teman sebayanya belum pernah merasakan bersekolahan di gedung sesungguhnya. Ada ruang kelas, perpustakaan, wahana permainan dan fasilitas lainnya.
"Anak saya dulu sempat merasakan gedung PAUD kurang lebih satu tahun sebelum bangunan itu direndam air rob. Kondisi bagus dan banyak wahana permainan," beber perempuan yang akrab disapa Alimah tersebut.
Berharap Segera Diperbaiki
Guru sekaligus pengelola PAUD Rumah Pintar Patra Sutera, Sitatun menuturkan gedung PAUD yang kini terendam rob sudah dibangun sejak tahun 2012. Bangunan yang didominasi cat warna biru itu merupakan jantung pendidikan usia dini di Kampung Tambakrejo.
Seiring air rob mulai melanda Kampung Tambakrejo tahun 2020. Gedung PAUD tersebut secara perlahan ikut terendam dan kini kondisinya sudah tidak layak digunakan untuk aktivitas pembelajaran.
"Sebelum rob parah, ruang kelas sempat dipindahkan ke atas. Tapi sering kali air itu naik sebelum anak-anak berangkat. Pas mereka pulang air sudah naik. Pas ada kejadian dua anak terpeselet dan jatuh. Kegiatan pembelajaran akhirnya dipindahkan," papar Sitatun.
Sitatun yang sudah jadi pengajar sejak tahun 2016. Memahami betul perasaan anak-anak di PAUD belajar dan bermain di tempat yang terbatas seperti sekarang.
"Saya mengakui ruang sementara ini kurang luas dan memadai. Tapi apa boleh buat, pendidikan usia dini harus terus berlanjut," imbuhnya.
Perempuan berkaca mata ini kemudian mengenang masa-masa dirinya mengajar di gedung PAUD sebelum terendam rob. Ia menyaksikan betapa bahagianya anak-anak bermain dan berlari kesana kemari dengan leluasa.
"Kalau sekarang pas saya lewat gedung itu suka sedih. 'Ya allah kok terendam terus, kapan ya ditinggikan'. Warga juga sering nanya ke saya, bu kapan to lantainya ditinggikan biar anak-anak sekolah disitu lagi," tutur Sitatun berkaca-kaca menahan air matanya.
Berita Terkait
-
Duh! Seorang Pengemudi Taksi Daring di Kota Semarang Ditemukan Tewas, Diduga Dibunuh Penumpangnya Sendiri
-
Potret Sekolah PAUD di Tambakrejo yang Terbengkalai dan Digenangi Rob, Anak-anak Terpaksa Belajar di Rumah RW
-
Tak Ada Jaminan Keamanan, Bayang-bayang Kekerasan Seksual Masih Menghantui Anak-anak di Kota Semarang
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC