SuaraJawaTengah.id - Kisah inspiratif ditorehkan salah satu petani di lereng Pegunungan Kendeng yang ingin menjadi generasi penerus pertanian penjaga kedaulatan pangan.
Masyarakat di lereng Pegunungan Kendeng, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), memang kebanyakan bekerja sebagai petani. Namun di tengah modernisasi saat ini, bisa dibilang jarang pemuda yang dengan gagah bersedia menjadi petani.
Tapi modernisasi tak menghalangi salah satu petani muda di Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, bernama Sutrisno. Sepulang merantau dari luar negeri, pria berusia 36 ini kini hanya ingin bertani di Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng).
Kisah Sutrisno sebagai petani bermula enam tahun silam. Memilih pekerjaan sebagai petani tentu bukan pilihan mudah bagi sebagian orang. Namun tidak bagi Sutrisno.
Baca Juga: Viral Petani Injak-injak Semangka Gegara Kesal Harga Anjlok, Diduga Terjadi di Gresik
Memilih menjadi petani dianggap sebagai pilihan tepat bagi putra daerah Pati itu. Menurutnya, harus ada regenerasi petani demi menjaga kedaulatan pangan.
"Ya kalau bisa kita ini kan harus meregenerasi petani. Kalau bukan kita para pemuda ini yang bertani, terus siapa lagi?" ucap Sutrisno saat berbincang dengan wartawan melalui sambungan telepon, Jumat (22/9/2023) malam.
Sebagai petani di lereng Pegunungan Kendeng, Sutrisno juga aktif di organisasi Warga Peduli Sosial Hukum dan Lingkungan Hidup (Wali-SHL) Pati. Di organisasi itu, Sutrisno dipercaya sebagai ketua.
Bersama organisasinya, Sutrisno terus menyuarakan kepada kaum muda untuk tidak takut bekerja sebagai petani. "Maka dari itu, kami dan teman-teman [Wali-SHL Pati] ada gerakan petani muda di Sukolilo," paparnya.
Sutrisno mengatakan menjadi petani di lereng Pegunungan Kendeng, terutama di wilayah Sukolilo Pati, merupakan berkah tersendiri. Pasalnya, lahan di kawasan tersebut tidak pernah kekurangan air untuk irgasi.
Baca Juga: Usai Pensiun, Panglima TNI Yudo Margono Kepingin jadi Petani
"Kelebihannya di tempat kami ini [Sukolilo], Alhamdulillah masih ada air terus. Apa lagi sekarang sudah ada embung [yang dibangun] dari dana desa. Dulu yang setahun hanya panen dua kali, sekarang bisa tiga kali panen," ungkapnya.
Dengan kisah suksesnya sebagai petani, Sutrisno mengajak kaum muda untuk tidak takut menjadi generasi penerus yang menjaga kedaulatan pangan. Para pemuda harus berani menjadi petani tanpa takut kelaparan.
"Jangan takut menjadi petani, jangan takut akan susah atau tidak berhasil, bahkan tidak kaya. Karena yang dikhawatirkan hasilnya tidak menguntungkan. Tapi nyatanya Alhamdulillah bisa mencukupi kehidupan," tegas pria 36 tahun itu.
Sutrisno hanya berharap pertanian dan para petani di kawasan lereng Pegunungan Kendeng mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Dengan adanya dukungan dan perhatian dari pemerintah, para pemuda diharapkan mampu menjadi generasi penerus penjaga kedaulatan pangan.
Berita Terkait
-
Petani Tembakau Ngadu ke #LaporMasWapres Terkait Rancangan Permenkes
-
Adu Pendidikan Melody vs Raffi Ahmad, Siapa Lebih Cocok Jadi Ikon Petani Milenial?
-
Beda Latar Belakang Melody Eks JKT48 vs Raffi Ahmad: Ada yang Disebut Tak Cocok Promosikan Petani Milenial
-
Gaji Petani Milenial Kementan Bikin Ngiler! Cek Syarat dan Cara Daftarnya
-
SGSP Dongkrak Pendapatan Petani Rembang, Kesejahteraan Masyarakat Meningkat
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
-
Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
Terkini
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis
-
Perebutan Suara NU: Luthfi-Yasin vs Andika-Hendi, Siapa Lebih Unggul?
-
Wapres Gibran Tinjau Program Makan Bergizi di SMKN 7 Semarang, Siswa Sambut Antusias