Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 03 Mei 2024 | 08:29 WIB
Ilustrasi kekeringan akibat krisis Iklim yang mengakibatkan inflasi pangan (Pixabay)

SuaraJawaTengah.id - Bencana alam dampak dari musim kemarau perlu diantisipasi. Apalagi hal itu sudah bisa diprediksi jauh-jauh hari. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, menyatakan mulai melakukan antisipasi dampak kekeringan yang berpotensi terjadi pada musim kemarau tahun 2024 ini.

"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, wilayah Kabupaten Cilacap diprakirakan memasuki awal musim kemarau pada dasarian (10 hari, red.) kedua bulan Mei," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Bayu Prahara dikutip dari ANTARA di Cilacap, Jumat (3/5/2024).

Bahkan, kata dia, tanda-tanda akan datangnya musim kemarau sudah mulai dirasakan di Cilacap seperti berkurangnya intensitas hujan serta suhu udara yang terasa dingin pada dini hari dan panas terik pada siang hari.

Baca Juga: Kualitas Pelayanan Publik Meningkat, Pj Gubernur Jateng Raih Anugrah Inovasi Pembangunan Terpuji

Terkait dengan akan datangnya musim kemarau, dia mengatakan pihaknya sudah mulai menyiapkan langkah-langkah antisipasi dampak kekeringan pada masyarakat.

"Kami sudah menyiapkan sarana dan prasarana untuk antisipasi apabila masyarakat meminta bantuan air bersih. Kami juga sudah bersurat ke PDAM untuk turut mempersiapkan apabila sewaktu-waktu masyarakat meminta bantuan air bersih, dan BPBD siap mendistribusikan bantuan-bantuan air bersih itu," katanya.

Selain ke PDAM, kata dia, pihaknya juga telah bersurat ke perusahaan-perusahaan yang ada di Cilacap untuk ikut mengantisipasi dampak kekeringan yang dialami masyarakat pada musim kemarau, yakni dengan mengalokasikan sebagian dana pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungan (corporate social responsibity/CSR) untuk program penyaluran bantuan air bersih seperti tahun sebelumnya.

Menurut dia, pihaknya juga telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk menggunakan air bersih secara bijak terutama pada musim kemarau.

Ia mengatakan langkah-langkah antisipasi tersebut disiapkan karena berdasarkan hasil pemetaan, di Kabupaten Cilacap terdapat 105 desa yang rawan kekeringan pada musim kemarau.

Baca Juga: Hadapi Bonus Demografi, Nana Sudjana Dorong Ciptakan SDM Berkualitas di Jawa Tengah

"Desa-desa yang rawan kekeringan itu tersebar di 20 kecamatan, antara lain Kawunganten, Bantarsari, dan Patimuan. Semoga musim kemarau tahun ini tidak panjang, sehingga jumlah desa yang terdampak kekeringan tidak terlalu banyak seperti tahun lalu," katanya.

Load More