Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 01 Juli 2024 | 19:48 WIB
Inspektur Utama BPS Dadang Hardiwan [ANTARA/I.C. Senjaya]

SuaraJawaTengah.id - Inflasi di Jawa Tengah pada bulan Juni 2024 ini mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya. Hal itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). 

BPS Jateng mencatat Jawa Tengah selama bulan Juni 2024 mengalami inflasi sebesar 2,22 persen (Y on Y), turun dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 2,66 persen.

Inspektur Utama BPS Dadang Hardiwan, mengatakan kelompok makanan, minuman dan tembakau memberi andil terbesar terhadap inflasi di Juni 2024.

"Kelompok makanan, minuman dan tembakau memberi andil sebesar 4,48 persen terhadap inflasi," katanya dikutip dari ANTARA pada Senin (1/7/2024).

Baca Juga: Dinilai Punya Komitmen pada Bidang Bangga Kencana, Nana Sudjana Dianugerahi Dharma Karya Kencana

Adapun kenaikan harga berbagai komoditas yang memicu terjadinya inflasi antara lain beras, emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai merah serta gula.

Ia mengatakan dari sembilan daerah tempat dilakukan survei indeks harga konsumen, seluruhnya mengalami inflasi.

"Inflasi tertinggi di Kabupaten Rembang yang mencapai 2,80 persen," katanya.

Sementara Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyampaikan apresiasi kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang telah bekerja keras untuk mengendalikan inflasi di provinsi ini.

Ia meminta TPID tidak lalai dalam melakukan pemantauan agar inflasi tidak kembali naik.

Baca Juga: Keluarga Bahagia, Kunci Generasi Kuat, Pj Gubernur Jateng Ajak Kembali ke Meja Makan'

"Inflasi kita masih dalam rentang target yang ditetapkan. Menjadi tantangan agar ke depan bisa lebih baik," katanya.

Nana mengingatkan salah satu tantangan yang harus diantisipasi yakni kenaikan harga besar saat penghujung musim panen.

"Potensi kenaikan harga besar di penghujung panen raya ini harus diantisipasi," katanya.

Load More