Budi Arista Romadhoni
Minggu, 19 Oktober 2025 | 21:12 WIB
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc. memberi paparan saat menjadi keynote speaker acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS), Sabtu (18/10/2025). [Istimewa]
Baca 10 detik
  • LPS: Fenomena FOMO dan YOLO jadi tantangan utama keuangan anak muda karena sulitnya mengontrol ego.
  • LPS, OJK, BI, & Kemenkeu kolaborasi gelar LIKE IT di UNS Solo untuk edukasi 1.500 mahasiswa.
  • LPS dan UNS perkuat kerja sama melalui PKS baru meliputi beasiswa, magang, dan riset bersama.

SuaraJawaTengah.id - Fenomena FOMO (Fear Of Missing Out) dan YOLO (You Only Live Once) kini menjadi momok menakutkan bagi kesehatan finansial generasi muda di Indonesia. Tak sedikit anak muda yang terjebak utang dan gaya hidup boros hanya demi mengikuti tren sesaat.

Menyoroti hal ini, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., secara blak-blakan menyebut bahwa biang kerok utama dari masalah keuangan anak muda adalah ketidakmampuan mengendalikan ego dan diri sendiri.

Hal ini disampaikannya dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) x Kampung Edukasi LPS di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, pada Sabtu (18/10/2025).

Di hadapan 1.500 mahasiswa, Anggito memberikan peringatan keras.

"Bagaimana kita bisa mengontrol keuangan kalau kita saja tidak bisa mengontrol diri kita sendiri, sehingga saat ini banyak terjadi fenomena seperti FOMO dan YOLO yang harus kita hindari agar kita lebih bijak untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan," ujar Anggito.

Menurutnya, kunci utama untuk mencapai kemandirian finansial adalah self leadership atau kepemimpinan atas diri sendiri. Tanpa kemampuan ini, berbagai teori pengelolaan keuangan secanggih apa pun tidak akan berjalan efektif.

Acara LIKE IT sendiri merupakan program kolaborasi empat lembaga negara—LPS, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)—yang bertujuan menggenjot tingkat literasi keuangan masyarakat.

Dengan tema besar "Generasi Muda Mandiri Finansial, Menuju Indonesia Emas", Solo menjadi kota persinggahan terbaru program bergengsi ini.

"Ini merupakan bukti nyata dan tanggung jawab kita bersama bahwa edukasi keuangan untuk masyarakat dan generasi muda di Indonesia dapat teredukasi dengan baik dan kedepannya mereka memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang pengelolaan keuangan yang cerdas dan aman," tambah Anggito dalam pidatonya.

Baca Juga: Bibit Gandeng UNS: Mahasiswa Melek Investasi, Siap Taklukkan Dunia Keuangan Digital!

Perkuat Sinergi, LPS dan UNS Teken PKS untuk Mahasiswa

Tidak hanya sekadar memberikan edukasi, LPS juga menunjukkan komitmennya dalam mendukung dunia akademik secara nyata.

Dalam kesempatan yang sama, LPS memperkuat kerja sama strategis dengan UNS melalui penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS).

PKS ini ditandatangani oleh Herman Sahaerudin Phd., Plt Kepala Kantor Persiapan PRP dan Hubungan Lembaga, dengan Prof. Dr. Irwan Trinugroho, Wakil Rektor UNS, yang disaksikan langsung oleh Anggito Abimanyu dan Rektor UNS, Prof. Dr. Hartono.

Kerja sama ini mencakup berbagai bidang yang menguntungkan mahasiswa, seperti program magang, penelitian bersama, dosen praktisi, hingga bantuan riset untuk mahasiswa S2/S3, dan program beasiswa bagi mahasiswa S1.

Anggito mengungkapkan bahwa UNS merupakan salah satu mitra akademik paling aktif bagi LPS sejak kerja sama terjalin pada 2013. Bahkan, UNS menjadi perguruan tinggi pertama yang memiliki mata kuliah khusus Penjaminan Simpanan dan Stabilitas Sistem Keuangan.

Load More