- Bahasa Ngapak lahir dari masyarakat Banyumas yang bebas pengaruh keraton, simbol kejujuran dan kesetaraan.
- Logat terbuka dan ceplas-ceplos mencerminkan watak blak-blakan, mandiri, serta dekat dengan alam.
- Di tengah modernisasi, Ngapak tetap hidup sebagai identitas dan perlawanan kultural masyarakat Banyumas.
SuaraJawaTengah.id - Bahasa Ngapak sering jadi bahan candaan karena logatnya yang terdengar lucu dan keras di telinga sebagian orang. Namun di balik itu, bahasa ini menyimpan sejarah panjang dan nilai budaya yang kuat.
Bahasa Ngapak adalah identitas masyarakat Banyumas yang dikenal apa adanya, berani bicara jujur, dan tidak mengenal perbedaan derajat.
Berikut 10 fakta menarik tentang sejarah, karakter, dan makna budaya dari bahasa Ngapak yang membuatnya tetap hidup hingga kini.
1. Asalnya dari Leluhur Banyumas
Bahasa Ngapak berasal dari nenek moyang masyarakat Banyumas yang diyakini datang dari Kutai, Kalimantan Timur, sebelum masa penyebaran agama Hindu.
Sekitar abad ke-3 sebelum Masehi, mereka berpindah ke tanah Jawa dan sebagian besar menetap di lereng Gunung Slamet. Dari sanalah muncul budaya dan bahasa khas yang dikenal sebagai cikal bakal Ngapak.
2. Berkembang di Lereng Gunung Slamet
Wilayah Banyumas dan sekitarnya di lereng Gunung Slamet menjadi tempat lahir dan berkembangnya dialek ini.
Letaknya yang jauh dari pusat kerajaan membuat masyarakatnya tumbuh lebih bebas, tanpa banyak pengaruh budaya istana. Gaya bicara pun menjadi lugas dan terbuka, mencerminkan kehidupan masyarakat pegunungan yang sederhana tapi kuat.
Baca Juga: Gelar Pahlawan Soeharto: Jalan Terjal Uji Publik di Atas Warisan Orde Baru
3. Tidak Mengenal Tingkatan Bahasa
Kalau bahasa Jawa Yogyakarta dan Surakarta punya tingkatan ngoko, krama madya, dan krama inggil, bahasa Ngapak tidak mengenal itu semua. Semua orang berbicara setara tanpa perlu membedakan status sosial.
Prinsip ini mencerminkan pandangan hidup masyarakat Banyumas: semua manusia sama di hadapan Tuhan dan sesamanya.
4. Simbol Kejujuran dan Kelugasan
Logat Ngapak yang ceplas-ceplos sering dianggap kasar, padahal sebenarnya mencerminkan kejujuran dan keterbukaan. Orang Banyumas lebih memilih bicara apa adanya daripada menutupi perasaan dengan basa-basi.
Dari sinilah muncul karakter khas: blak-blakan, berani, tapi tetap hangat dan bersahabat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Fundamental Solid Dorong Kapitalisasi Pasar BRI Terus Tumbuh Dua Dekade
-
7 Hatchback Bekas di Bawah Rp100 Juta yang Masih Layak Jadi Mobil Harian
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota