Akhirnya! Boyolali Liburkan 1.492 Sekolah di Tengah Wabah Corona

Sebelumnya Bupati Boyolali menolak tutup sekolah karena di wilayahnya tidak ada yang tertular virus corona.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 19 Maret 2020 | 10:15 WIB
Akhirnya! Boyolali Liburkan 1.492 Sekolah di Tengah Wabah Corona
Bupati Kabupaten Boyolali Seno Samodro. (dok pribadi)

SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Kabupaten Boyolali akhirnya meliburkan seluruh siswa mulai Paud, TK, SD, dan SMP. Sebanyak 1.492 sekolah baik negeri maupun swasta mulai Jumat (20/3/2020) besok tutup.

Ini dilakukan untuk pencegahan penyebaran virus corona. Sebelumnya Bupati Boyolali menolak tutup sekolah karena di wilayahnya tidak ada yang tertular virus corona.

"Kami setelah ada Surat Edaran (SE) Bupati Boyolali, bernomor 450/677/1.2.2020 tertanggal 17 Maret 2020, seluruh kegiatan belajar mengajar (KBM) 1.492 sekolah di Boyolali, mulai Jumat (20/3), diliburkan," kata Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto, di Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (19/3/2020).

Hal tersebut diputuskan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona meluas di Boyolali. Para siswa Paud TK, SD, SMP baik nengeri maupun swasta mulai belajar di rumah Jumat (20/3) hingga Sabtu (28/3).

Baca Juga:Wabah Corona, Mojokerto Tutup Semua Fasilitas Publik sampai 29 Maret

"Para kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa harus memantau kegiatan anak-anaknya selama belajar di rumah. Kegiatan siswa di rumah masing-masing ini, berlangsung hingga Sabtu (28/3) mendatang," katanya.

Dia mengatakan, sebanyak 251 sekolah PAUD, 551 TK, 600 SD dan 90 SMP di Kabupaten Boyolali tetap akan masuk seperti biasa pada Kamis ini, untuk menerima tugas yang diberikan oleh pendidik.

"Kami akan mengarahkan untuk memberikan tugas yang dapat mengurangi aktifitas anak didik di luar rumah. Setelah itu, pada Jumat (27/3), siswa akan masuk sekolah untuk mengikuti program Jumat Sehat," katanya.

Para siswa masuk sekolah, Jumat (27/3/2020), untuk menyerahkan hasil pekerjaan selama belajar di rumah. Kemudian guru akan cek dan melihat kesehatan siswanya masing-masing. Ketika ada gejala-gejala tertentu, supaya guru bisa menghantarkan anak-anak ke layanan kesehatan terdekat, seperti Poliklinik, Puskesmas, atau rumah sakit.

Selama kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah, kata dia, para guru tetap akan masuk sekolah seperti biasanya untuk mengecek serta menyiapkan fasilitas cuci tangan di sekolah masing-masing. Selain itu, guru juga dianjurkan untuk menyemprotkan disinfektan setiap hari selama anak-anak belajar di rumah.

Baca Juga:Geger Virus Corona, Sidang Perdana Penyerangan Novel Baswedan Tetap Digelar

“Guru tetap masuk melaksanakan tugas, selain sesuai Tupoksi, yang kaitannya Surat Edaran Bupati Boyolali, semua tenaga pendidik memastikan sekolahnya bersih tersedia fasilitas cuci tangan dan penyemprotan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini