Acuhkan Jaga Jarak Demi Emas, Warga Berjubel di Toko Perhiasan

Puluhan pembeli berdesak-desakan dan tak berjarak satu sama lain. Sebagian pembeli membawa anak-anak saat memilih perhiasan.

Agung Sandy Lesmana
Jum'at, 29 Mei 2020 | 14:00 WIB
Acuhkan Jaga Jarak Demi Emas, Warga Berjubel di Toko Perhiasan
Toko Perhiasan Emas Ismoyo Bekonang, Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo diserbu pembeli seusai Lebaran pada Jumat (29/5/2020). (Solopos/Indah Septiyaning W.)

SuaraJawaTengah.id - Toko perhiasan emas di Kabupaten Sukoharjo ramai diserbu masyarakat seusai Lebaran. Pembeli bahkan berdesak-desakan hingga mengabaikan aturan jaga jarak atau physical distancing.

Seperti halnya terlihat di Toko Emas Ismoyo Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo pada Jumat (29/5/2020). Puluhan pembeli berdesak-desakan dan tak berjarak satu sama lain. Sebagian pembeli membawa anak-anak saat memilih perhiasan.

Meski demikian pihak manajemen toko memberlakukan aturan, sebelum masuk area toko calon pembeli di cek suhu badan dan diminta cuci tangan.

Selain itu bagi pengunjung juga wajib mengenakan masker. Bagi pengunjung dengan suhu badan lebih dari 37,5 derajat celcius, tidak diperbolehkan masuk toko. Begitu pula dengan warga tak mengenakan masker, akan diminta pulang.

Baca Juga:Respons Pekerja soal New Normal: Banyak Rakyat Bisa Mati karena Virus

"Sudah ramai tokonya sejak dibuka setelah Lebaran tanggal 26 Mei [2020] kemarin. Begitu toko dibuka langsung ada pembeli," kata petugas keamanan Toko Emas Ismoyo Bekonang, Joko Triyanto, ketika berbincang dengan Solopos.com--jaringan Suara.com, Jumat.

Joko mengatakan ada peningkatan pembelian emas hingga 50 persen lebih dibanding sebelum Lebaran. Menurutnya, peningkatan pembelian emas karena warga yang membelanjakan uang tunjangan hari raya (THR).

Meski ada sebagian yang menjual perhiasan untuk memenuhi kebutuhan. Pembelian perhiasan emas meningkat setelah Lebaran memang biasa terjadi.

Pembeli Wajib Pakai Masker

Terkait upaya mengantisipasi penyebaran virus corona, pihak manajemen memberlakukan protokol kesehatan seperti mewajibkan setiap pembeli mengenakan masker dan dilakukan pengecekan suhu tubuh.

Baca Juga:Penerapan New Normal di Area Stasiun, Penumpang KRL Kini Diawasi Tentara

"Tapi kita tidak bisa membuat mereka berjarak satu sama lain, karena jumlahnya pembeli sangat banyak. Jadi umpyek-umpyekan," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini