Dalam kondisi hidup serba susah, Riyati diusir dari rumah gubuk milik saudaranya yang dia tempat. Riyati yak ingin jelaskan alasan diusir. Tapi dia hanya bilang sering terjadi cekcok.
Sudah diusir, Riyanti pun bingung. Riyati menyampaikan curahan hatinya kepada tokoh masyarakat setempat. Karena tak tega, akhirnya tokoh masyarakat mempunyai inisiatif untuk membangun rumah sederhana untuk Riyati.
"Saya bersyukur mempunyai tetangga yang baik dan perhatian. Semoga semuanya dibalas oleh Tuhan," ucapnya.
Hingga akhirnya, di sebuah tanah peninggalan orangtuanya, istana sederhana milik Riyati dibangun oleh warga Dusun Wora Wari, Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.
Baca Juga:Viral Jual Tanah Bonus Janda Cantik di Kudus, Sosok Dewi Dicari-cari
Untuk bahan baku pembangunan rumah Riyati warga rela untuk iuran Rp 25 ribu setiap Kepala Keluarga (KK) . Meski tidak seberapa, minimal Riyati sudah mempunyai tempat tinggal.
"Dengan cara patungan, setiap Kepala Keluarga iuran Rp 25 ribu," kata Tokoh Masyarakat Desa Genting Jumadi saat ditemui di lokasi.
Setelah warga iuran, malah muncul masalah lain. Uang yang terkumpul dari hasil iuran warga, hanya terkumpul Rp 1 juta. Akhirnya, uang tersebut hanya cukup untuk membuat pondasinya saja.
"Baru pembangunan pondasi uangnya sudah habis. Akhirnya, kita narik iuran ke warga lagi," imbuhnya.
Dirasa masih belum cukup, akhirnya warga bersepakat untuk berhutang uang tahlilan warga Genting. Dari hasil uang tahlilan terkumpul dana sebanyak Rp 7 ratus ribu.
Baca Juga:Rumah Janda Kaya di Lebak Kebakaran, Emas & Uang Terbakar, Kerugian Rp 3 M
"Dari hasil gotongroyong warga Genting, saat ini rumah Riyati sudah berdiri. Total dana yang terkumpul Rp 4 juta rupiah," ujarnya.