SuaraJawaTengah.id - Di Klaten, Jawa Tengah ada Watu Sigong. Ini adalah batu keramay di Dukuh Kroman, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom.
Warga di sana tidak berani memindahkan letak batu yang diyakini mengeluarkan suara serupa gamelan di waktu tertentu.
Sekretaris Desa Mranggen, Parsidi mengatakan bebatuan misterius itu sudah ada sejak dia kecil.
“Sejak saya kecil batu-batu ini sudah ada,” urai dia saat ditemui Solopos.com, Rabu (29/7/2020)
Baca Juga:Rayakan Hari Lahir ke 216, Ini Makna 8 Elemen di Balik Logo Baru Klaten
Selama ini, batu-batu misterius tersebut dibiarkan terserak pada gundukan tanah.
Watu Sigong seakan dikeramatkan oleh warga setempat. Tak ada satu pun warga yang pernah memindahkan batu-batu tersebut.
“Tidak ada yang berani untuk memindah selama ini. Karena tidak ada yang berani memindah sampai saat ini tidak ada kejadian di sini. Tetapi kepercayaan mistis masih melekat,” ungkap Parsidi.
Sekilas mungkin tidak ada yang aneh dengan Watu Sigong.
Di tempat ini ada 11 batu yang dipahat halus dan terserak pada gundukan tanah.
Baca Juga:Asyik Gowes Bareng Keluarga, Bocah 9 Tahun Tewas Dilibas Truk
Belasan batu itu memiliki bentuk yang sama menyerupai gong. Ukurannya pun seragam, masing-masing setinggi 35 sentimeter dan berdiameter 65 sentimeter.
Di sekitar batu-batu itu, warga setempat pernah mendengar alunan musik karawitan layaknya dari gamelan. Di antara belasan, ada batu menyerupai bagian kemuncak (puncak atap candi).
Ada pula batu yang sekilas menyerupai tatakan saron. Batu yang menyerupai tatakan saron tersebut diperkirakan jaladwara (batu saluran air pada candi atau patirtan).
Bebatuan misterius itu berada di antara pekarangan tanah kas desa serta milik warga.
Oleh warga setempat, belasan batu misterius itu dikenal dengan nama Watu Sigong.
Nama Sigongg dipilih lantaran belasan batu itu berbentuk menyerupai gong. Dari sana warga sering mendengar alunan karawitan misterius.
“Pada malam-malam tertentu itu sering terdengar karawitan yang sumber suaranya dari sini [kawasan Watu Sigong]. Namun, ketika warga mendatangi lokasi [kawasan Watu Sigong], suara karawitan itu menghilang,” kata Parsidi.
Hanya saja, suara gamelan itu kini jarang terdengar lagi. Parsidi tak tahu pasti penyebab suara gamelan itu kini jarang terdengar.
Misteri suara gamelan yang diyakini bersumber dari kawasan Watu Sigong juga belum terungkap.