2 Pengurus DPD PAN Solo 'Diusir' dari Kantor Saat Hendak Konferensi Pers

Kedua pengurus DPD PAN Solo tersebut akan menyerahkan surat pengunduran diri besok.

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 14 Agustus 2020 | 23:23 WIB
2 Pengurus DPD PAN Solo 'Diusir' dari Kantor Saat Hendak Konferensi Pers
Dua Wakil Ketua DPD PAN Solo, Siti Nur Zulaikha dan Putri Listyandari R, ditemani sejumlah rekannya duduk di teras Kantor DPD PAN Solo, Jumat (14/8/2020). [Foto: Solopos.com]

SuaraJawaTengah.id - Dua pengurus DPD PAN Solo, Siti Nur Zulaikha dan Putri Listyandari R, diusir dari kantor sekretariat di Jalan Slamet Riyadi, Pajang, Jumat (14/8/2020).

Kejadian bermula saat kedua pengurus tersebut menggelar jumpa pers di Kantor DPD PAN Solo.

Sekitar pukul 13.30 WIB datang lima awak media yang ingin mewawancarai mereka.

Setelah lima wartawan pergi, tiba-tiba ada telepon masuk ke penjaga kantor dari Ketua DPD PAN Solo Achmad Sapari.

Baca Juga:Anak Amien Rais Ribut dengan Pimpinan KPK, PAN: Tak Perlu Diperpanjang

Ketika itu Sapari meminta Siti dan Putri keluar dari Kantor DPD PAN Solo.

Padahal ketika itu, Siti dan Putri masih menunggu awak media lainnya.

Sebab agenda jumpa pers diundur dari semula pukul 13.00 WIB menjadi pukul 15.00 WIB. Alhasil mereka lesehan di luar kantor.

"Kami pejuang-pejuangnya malah dilempar di halaman kantor. Jadi ketika wawancara pertama kami masih di dalam. Tiba-tiba yang jaga kantor ini ditelepon Pak Sapari suruh keluar. Oke, kami langsung keluar," ujar Siti dilansir dari Solopos—jaringan Suara.com—Jumat (14/8/2020).

Beda Pendapat

Baca Juga:Anak Amien Rais Ribut dengan Pimpinan KPK di Pesawat, PAN Masih Bungkam

Setelah Siti dan Putri keluar, Kantor DPD PAN Solo langsung dikunci. Perlakuan tersebut dirasakan Siti sangat memalukan.

Siti dan Putri memilih Kantor DPD PAN Solo untuk jumpa pers sebagai wujud kecintaan kepada PAN.

"Karena kantor ini, partai ini kami besarkan bersama-sama. Kalau kami mau, kami bisa ambil tempat di mana pun. Tetapi tidak. Inilah rumah kami. Rumah perjuangan. Lesehan di depan ndak masalah bagi kami," imbuh pengurus DPD PAN Solo itu.

Perlakuan tidak pas, menurut Siti, juga dia alaminya ketika tiba-tiba nomor Whatsapp-nya dikeluarkan dari grup pengurus DPD PAN.

Menurut Siti, seharusnya Ketua DPD PAN Solo bisa bersikap demokratis.

"Ini adalah demokrasi, beda pendapat itu wajar, wajib. Tetapi habis itu tidak ada apa-apa. Ini adalah demokrasi berpikir, tidak harus berikan sikap ekstrem. Ini bagi saya penghinaan. Ini yang harus diluruskan," urai dia.

Dengan perlakuan yang dialaminya, Siti memutuskan untuk mengajukan surat pengunduran diri dari pengurus dan jabatan Wakil Ketua DPD PAN Solo Bidang Pemberdayaan Perempuan yang selama ini diembannya.

Surat tersebut akan dia berikan pada Sabtu (15/8/2020).

Di samping itu, Siti juga menuntut permintaan maaf dari Ketua DPD PAN Solo Achmad Sapari.

"Saya akan tuntut Pak Sapari minta maaf secara pribadi kepada saya dan teman-teman di pemberdayaan perempuan PAN Solo. Beliau sangat melukai kami. Yang kedua saya dengan tegas akan mundur," kata dia.

Tetap Jadi Anggota

Kendati mengalami perlakuan tidak mengenakan, Siti bertekad akan tetap menjadi anggota PAN.

"Hati saya sakit, saya merasa diusir. Beliau tidak menghargai kami. Buat apa kami bertahan di sini. Surat pengunduran diri sudah saya siapkan. Besok saya serahkan," aku dia.

Sikap senada ditunjukkan Putri. Wakil Ketua DPD PAN Solo Bidang Pengkaderan itu menyatakan juga akan mengundurkan diri.

Surat resmi pengunduran diri sebagai pengurus DPD PAN Solo sudah dia siapkan dan akan diserahkan pada Sabtu besok.

"Surat sudah saya siapkan, sudah saya print out. Tapi belum selesai berproses, kami sudah diusir dari Kantor DPD PAN Solo. Saya akan mundur, tapi saya tetap anggota PAN. Kewajiban sebagai pengurus sudah tidak ada," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini