Surabaya Kembali Zona Merah COVID-19, Oranye Cuma Bertahan 2 Pekan

Perubahan warna tersebut tercantum dalam website BLC (Bersatu Lawam Covid-19) milik Satgas Covid-19 pusat.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 19 Agustus 2020 | 16:17 WIB
Surabaya Kembali Zona Merah COVID-19, Oranye Cuma Bertahan 2 Pekan
Surabaya Kembali Zona Merah COVID-19

SuaraJawaTengah.id - Setelah sempat jadi zona oranye, kini Surabaya kembali ke zona merah penyebaran kasus Covid-19. Perubahan warna tersebut tercantum dalam website BLC (Bersatu Lawam Covid-19) milik Satgas Covid-19 pusat.

Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengatakan, meski dalam waktu dua minggu Surabaya zona oranye bisa saja berubah menjadi zona merah.

Karena Surabaya masih menjadi zonasi yang menunjukkan tingkat resiko penularan sangat fluktuatif dan dinamis.

"Kalau masih seminggu dua minggu kuning bisa saja kembali ke oranye atau merah. Contohnya saja Surabaya. Kemarin Surabaya sudah berada di zona oranye. Setelah di zona merah cukup lama, sempat oranye dua minggu sekarang kembali lagi ke merah," katanya kepada SuaraJatim.id, Rabu (19/8/2020).

Baca Juga:Waduh, Puluhan Petugas Lumbung Pangan Jawa Timur Positif Covid-19

Menurut Windhu, daerah yang stabil adalah daerah yang selama empat minggu berturut-turut tidak mengalami perubahan sama sekali dalam zona penyebaran Covid-19.

Sehingga dalam mengambil keputusan harus menunggu dengan jangka waktu tersebut, seperti halnya masuk sekolah.

"Kalau kita lihat kuning atau hijau, gak bisa kita lihat dia baru dua minggu atau satu minggu. Setiap minggu ketika di update bisa bebrubah. Daerah yang stabil katakanlah sudah 4 minggu berturut-turut," jelasnya.

Mengenai penyebab Surabaya bisa kembali jadi zona merah, Windhu tak bisa menjelaskannya.

Namun, perubahan zona kali ini dipastikan hasil dari pergerakan manusia yang terjadi dalam kurun waktu 7-14 hari lalu.

Baca Juga:Daftar 10 Kota Penyumbang Terbanyak Kasus Corona RI, Teratas Surabaya

"Kondisi saat ini akibat penularan sebabnya macam-macam. Yang jelas karena ada pergerakan warga dan aktifitas warga yang tidak disiplin mematuhi protokol kesehatan, dan ini juga terkait dengan kebijakan pemerintah. Ditelusuri balik saja, di 7-14 hari yg lalu ada kejadian apa," katanya.

Dengan adanya perubahan warna zona di Surabaya, Windhu meminta kepada Pemerintah Kota Surabaya memperketat pengawasan protokol kesehatan.

Juga kegiatan yang mendesak tidak dilaksanakan untuk menghindari resiko penularan Covid-19.

"Pada kondisi yang masih tidak aman seperti ini, pada dasarnya seharusnya semua pergerakan dan aktifitas yang tidak esensial jangan diaktifkan dulu," pungkasnya.

Klaster lumbung pangan Jatim

Lumbung Pangan Jawa Timur yang terletak di Gedung JX Internasional Surabaya menjadi tempat penularan virus Covid-19. Sejumlah petugas dan karyawan yang ada di sana dikabarkan positif terjangkit corona.

Informasi tersebut dibenarkan oleh Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso. Ditemukannya petugas dan karyawan yang terkonfirmasi positif setelah melakukan pemeriksaan swab.

"Benar, setelah dilakukan pemeriksaan (swab) kemarin," kata Kohar, Rabu (19/8/2020)

Kohar mengatakan, petugas yang sudah menjalani swab dan hasilnya positif sudah mendapatkan penanganan dan saat ini tengah menjalani isolasi.

"Sudah dapat penanganan, mereka sekarang sedang menjalani masa isolasi," ujarnya.

Namun, mengenai jumlah petugas dan karyawan yang positif di tempat tersebut, Kohar enggan membeberkannya.

Ia menyebut data petugas yang terkonfirmasi saat ini ada di Direktur Utama BUMD PT Panca Wira Usaha (PWU)

"Kalau soal data tanyakan saja ke Pak Erlangga," katanya.

Sementara itu, Penanggung Jawab Lumbung Pangan Jatim, Erlangga Satriagung mengatakan jumlah petugas dan karyawan yang positif Covid-19 ada sebanyak 21 orang.

"Totalnya ada 21. Itu sampai saat ini. Ada tambahan 4 orang yang baru hari ini keluar hasil swabnya," kata Erlangga kepada SuaraJatim.id.

Erlangga menjelaskan, kasus ini muncul berawal dari satu orang pegawai hasil tes swabnya positif. Ia memiliki gejala dan menjalani perawatan di RS PHC.

Akibatnya, seluruh petugas dan karyawan di Lumbung Pangan Jatim sebanyak 160 orang dilakukan swab massal.

"Awalnya 1 yang dia itu swab terus positif. Kemudian kita minta bantuan pemprov untuk dilakukan swab semuanya. Tambah 1 lagi, dua hari kemudian tambah 15, terus tambah 4 yang baru hari ini keluar," jelasnya.

Dari 21 orang yang positif, 19 diantaranya dalam kategori OTG. Saat ini mereka menjalani isolasi secara mandiri. Sedangkan 2 lainnya dirawat di rumah sakit yang berbeda.

Erlangga juga mengatakan bahwa 21 orang yang terkonfirmasi positif itu berasal dari bidang keuangan dan pemasaran online.

Sehingga untuk sementara waktu pelayanan penjualan melalui daring via WhatsApp ditutup digantikan sistem daring lainnya.

"COD ya tetap, pelayanan tetap berjalan karena yang negatif tetap bisa menjalankan aktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan. Jadi 3 hari kita liburkan dulu untuk melakukan prekerutan di bagian daring dan keuangan. Yang melalui WA kita tutup 3 hari, kalau online lainnya tidak ada masalah," pungkasnya.

Kontributor : Arry Saputra

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini