Dua hari sebelumnya, Purwanto sudah melakukan pendataan soal daftar pemilih yang ada di RSUD Wongsonegoro. Awalnya, terdapat 160 orang yang terdaftar akan mencoblos di ruang isolasi RSUD Wongsonegoro.
Namun, berdasarkan data yang ia peroleh, warga yang memanfaatkan hak suaranya hanya 80 orang. Sebagian besar badan yang sudah pulang dan ada juga yang enggan karena tak memungkinkan.
"Waktunya terbatas, selain itu surat suaranya juga terbatas. Jadi kita hanya dapat 80 orang yang mencoblos," imbuhnya.
Kasi Perawatan RSUD Wongsonegoro, Philip Purworahyono mengungkapkan, beberapa petugas yang mengambil kotak suara di rumah sakit memang ada yang takut sampai tak berani masuk.
Baca Juga:Pilkada Pandeglang, Irna-Tanto Unggul di TPS Korban Tsunami Banten
"Mamang ada yang tak berani masuk," ujarnya.
Menurut Philip, 2 hari sebelum pencoblosan pihak rumah sakit telah melakukan pendataan pasien yang akan melakukan pencoblosan di rumah sakit. Selain itu, jumlah pemilih di RS juga telah berkurang lantaran adanya beberapa pasien telah sembuh atau meninggal.
"Kemarin kita data dan kita tawari siapa yang mau ikut mencoblos di RS. Jumlahnya ada 160 pasien, " jelasnya.
Ia menambahkan, tugas tenaga medis seperti perawat saat Pilkada hanya mendampingi KPPS serta mengawasi protokol kesehatan saat petugas dan pasien berinteraksi.
" Kami hanya mengawasi prokes saja kalau soal tata cara pemungutan suara ya tetap dari KPPS," Imbuhnya.
Baca Juga:Banyak yang Tak Datang, Kustini-Danang Unggul Jauh di TPS Barak Pengungsian
Seperti diketahui, Kota Semarang menggelar Pilkada dengan satu paslon petahana yakni HendraHendrar Prihadi dan Hevearita Gunaryanti yang melawan kotak kosong. Dengan total pemilih 1.174.068 orang di 3.447 TPS yang tersebar di 16 kecamatan.
Catatan Redaksi: Tulisan ini merupakan hasil kerjasama antara Jaring.id dan Suara.com. Pada Pilkada 2020, kami fokus untuk memproduksi berita terkait penerapan protokol kesehatan dalam pemungutan suara.
Kontributor : Dafi Yusuf