Pesawat Selalu Terbang di Atas Laut, Ini Alasannya

Pesawat terbang merupakan moda transportasi yang memiliki tingkat rawan kecelakaan tertinggi jika dibandingkan denga transportasi lainnya

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 14 Januari 2021 | 03:10 WIB
Pesawat Selalu Terbang di Atas Laut, Ini Alasannya

SuaraJawaTengah.id - Anda pasti selalu bertanya-tanya kenapa saat dipesawat pramugari selalu memberikan sosialisasi menggunakan pelampung. 

Nah, jarang kita ketahui ternyata pesawat yang biasa kita tumpangi sering melakukan penerbangan dengan rute diatas laut. 

Bukan tanpa alasan, perlu Anda ketahui pemilihan rute penerbangan ini dipilih dengan teliti oleh para ahli yang berpengalaman.

Tak sembarang tempat di langit sebuah pesawat diijinkan untuk terbang. Jalur udara yang dijadikan rute penerbangan biasanya jarang terjadi badai, memiliki angin tenang dan jauh dari pegunungan berbahaya.

Baca Juga:Cuaca Buruk, Pencarian Korban Sriwijaya Air Baru Bisa Dilakukan Malam Nanti

Tapi tahukah kalian, mengapa sebagian besar jalur udara dipilih di atas laut? Ternyata laut dipilih karena dianggap aman sebagai tempat mendarat darurat pesawat.

Maka dari itu sejumlah pelampung keselamatan harus selalu tersedia di dalam pesawat.

Beda halnya dengan daratan, dikhawatirkan ketika terjadi kecelakaan pesawat di darat akan menyebabkan kerusakan permukiman dan tentunya memakan korban jiwa yang lebih banyak.

Kecepatan, posisi dan rute pesawat telah ditentukan oleh para ahli yang berkompeten di bidang penerbangan secara matang.

Duka Sriwijaya Air

Baca Juga:Gelombang Tinggi, Pencarian Sriwijaya Air SJ182 Dihentikan Sementara

Belakangan ini kita selalu melihat berita tentang kecelakaan pesawat Sriwijaya Air. Kabar pesawat Sriwijaya Air hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak menjadi perhatian kita semua. 

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 dikabarkan jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta.

Dikonfirmasi Basarnas, kemungkinan besar pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tersebut berada di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Kedua pulau tersebut masih masuk dalam gugusan Kepulauan Seribu

"Kurang lebih jaraknya sekitar 1,5 hingga dua mil. Kalau dari Tanjung Kait itu kurang lebih tiga mil," kata Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Bambang Suryo Aji dalam konferensi pers.

Basarnas pada pukul 14.55 WIB menerima informasi tentang hilang kontaknya pesawat tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini