Bupati Sukoharjo Cekcok dengan PKL, Gibran: Jangan Sampai Terjadi di Solo

Gibran menilai para pedagang kecil itu jangan dibebani dengan kebijakan atau peraturan yang sebenarnya tidak semestinya dilakukan

Budi Arista Romadhoni
Senin, 18 Januari 2021 | 15:08 WIB
Bupati Sukoharjo Cekcok dengan PKL, Gibran: Jangan Sampai Terjadi di Solo
Putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka berjalan menuju kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Kamis (24/10).[Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJawaTengah.id - Beberapa waktu lalu Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya sempat adu mulut dengan pedagang kaki lima karena tak mau mengikuti kebijakan PPKM. Hal itu rupanya juga menjadi perhatian Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka

Menurut Gibran, insiden percekcokan antara beberapa PKL dengan rombongan Satpol PP dan Bupati Sukoharjo jangan sampai terjadi di Kota Solo. 

Diketahui pada video itu viral di berbagai media sosial dan pemberitaan media beberapa hari terakhir. Di video itu terlihat Bupati Wardoyo terlibat beradu argumen dengan beberapa pedagang makanan yang sedang berjualan.

“Kemarin ada yang viral warung makan ditertibkan Satpol PP. Tetangga kita. Hal-hal semacam itu jangan sampai terjadi di Solo,” ujar Gibran dilansir dari Solopos.com media jaringan Suara.com Senin (18/1/2021).

Baca Juga:Gibran Rakabuming Sebut Vaksinasi Covid-19 Adalah Game Changer, Apa Itu?

Menurut Gibran para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sudah sangat terpukul dengan kondisi pandemi Covid-19. Dia menilai para pedagang kecil itu jangan dibebani dengan kebijakan atau peraturan yang sebenarnya tidak semestinya dilakukan.

Di satu sisi dia menilai pengetatan aturan untuk memutus mata rantai persebaran Covid-19 memang diperlukan. Tapi dalam konteks pedagang kuliner atau warung makan yang buka pada malam hari, Gibran menilai tidak ada masalah asal protokol kesehatan tetap diterapkan.

“Ketat oke, tapi jangan batasi ruang gerak warung makan pas malam. Saya kira tak masalah asal memperbanyak delivery order, dan membatasi pembeli yang makan di tempat. Asal menerapkan prokes tidak masalah,” urai dia.

Gibran juga menyoroti perbedaan kebijakan Pemkab Sukoharjo dengan Pemkot Solo terkait pembatasan aktivitas masyarakat di mal. Pemkot Solo melarang anak-anak berjalan-jalan di mal, tapi di Sukoharjo tetap dibolehkan.

Menurut dia pemerintah daerah di Soloraya seharusnya kompak dalam kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.

Baca Juga:Sepekan PPKM di Jakarta, Volume Lalin Turun 4,32 Persen

“Harus kompak. Misal anak kecil atau ibu hamil dilarang masuk mal di Solo, tapi ngeyel, lalu lari ke sukoharjo,” sesal dia.

Gibran menekankan pentingnya kekompakan pemerintahan daerah karena kebijakan satu daerah berdampak terhadap daerah lainnya.

“Jangan sampai yang ketat hanya Solo, tapi daerah-daerah lainnya agak longgar,” kata dia.

Bila nanti sudah dilantik sebagai Wali Kota Solo, Gibran berkomitmen untuk membangun sinerjitas dengan daerah lain di Soloraya. Sebagai langkah awal dia akan membangun komunikasi atau dialog dengan para pimpinan daerah.

“Jangan jalan sendiri-sendiri. Apa yang terjadi di Klaten, Sragen, dan Wonogiri berdampak ke Solo. Solo penduduknya cuma 500.000, tapi saat jam produksi orang di Solo sampai 2,5 juta. Solo magnet bagi orang di sekitar,” tegas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini