SuaraJawaTengah.id - Banjir masih melanda wilayah Kota Pekalongan, Minggu (7/2/2021). Terdapat hampir 1.000 warga yang harus mengungsi akibat banjir yang sudah melanda sejak Sabtu (6/2/2021).
Berdasarkan data Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekalongan, banjir merendam ribuan rumah warga yang berada di 21 kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara, Pekalongan Barat, Pekalongan Selatan dan Pekalongan Timur.
Wilayah yang terparah berada di Kecamatan Pekalongan Barat dan Pekalongan Utara. Ketinggian banjir yang menggenangi permukiman warga dan akses jalan di wilayah tersebut berkisar 20 hingga 80 sentimeter.
Banjir masih terjadi setelah hujan deras kembali mengguyur wilayah Kota Pekalongan sejak Minggu dini hari sekitar pukul 05.00 hingga 09.00 WIB. Akibatnya, warga yang rumahnya terendam harus mengungsi ke sejumlah tempat.
Baca Juga:Banjir Berwarna Merah di Pekalongan, Begini Penampakannya
Petugas PMI bersama unsur terkait lainnya juga mengerahkan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang sakit, perempuan, anak-anak, dan lansia.
Hasil pendataan PMI, hingga pukul 12.00 WIB, jumah total warga yang mengungsi mencapai 923 orang. Mereka mengungsi di ejumlah tempat pengungsian di antaranya di Aula Kelurahan Pasirkratonkramat Kecamatan Pekalongan Barat, Aula Kecamatan Pekalongan Barat dan SMK 3 Pekalongan.
Para pengungsi juga tersebar di sejumlah masjid, musala, gedung pertemuan dan sekolah dasar. Di beberapa lokasi, dapur umum juga didirikan untuk menyediakan kebutuhan makan dan minum para pengungsi.
Wakil Wali Kota Pekalongan, banjir terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi sejak Jumat malam (5/2/2021). Hampir semua wilayah empat kecamatan menurutnya terendam banjir.
"Dampak hujan yang luar biasa merata di empat kecamatan. Semua terpantau banjir," kata Aaf, sapaannya, saat meninjau wilayah-wilayah yang banjir.
Baca Juga:Jembatan Perbatasan Antar Kabupaten di Pekalongan Ambles
Menurut Aaf, bantuan logistik sudah disalurkan kepada warga terdampak banjir yang harus mengungsi. "Bantuan logistik dari berbagai pihak disalurkan untuk warga yang terdampak," ujarnya.
Sebelumnya, banjir sudah melanda sejumlah wilayah di Kota Pekalongan akibat cuaca ekstrem sejak Sabtu (6/2/2021). Banjir terjadi merata di semua kecamatan.
Tak hanya membuat ratusan warga mengungsi, banjir di Kota Batik juga sempat menghebohkan masyarakat karena kondisi air yang menggenangi permukiman warga berwarna merah.
Berdasarkan foto dan video yang beredar di media sosial, tampak banjir berwarna merah pekat menggenangi permukiman warga dan akses jalan, di antaranya di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan.
Banjir di wilayah tersebut mulai terjadi sejak pukul 08.00 WIB dengan ketinggian sekitar 30 hingga 60 sentimeter.
Selain di Kelurahan Jenggot, banjir berwarna merah juga tampak di wilayah Kelurahan Buaran, Kecamatan Pekalongan Selatan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Saminta mengatakan, penyebab banjir berwarna merah yakni obat pewarna batik yang bocor.
"Setelah ditelusuri itu bukan dari limbah industri, tapi ada warga beli obat batik yang kemasan plastik dan bocor," kata Saminta saat dihubungi Suara.com, Sabtu (6/2/2021).
Menurut Saminta, kondisi air yang berwarna merah tersebut sudah berangsur jernih kembali setelah dilakukan penyedotan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
"Sementara banjir yang berwarna merah sudah kami sedot dengan armada sedot limbah DLH," ujarnya.
Kontributor : F Firdaus