SuaraJawaTengah.id - Dunia politik memang kejam, kadang teman bisa menjadi lawan dan sebaliknya lawan bisa menjadi teman. Hal ini rupanya terjadi pada Partai Demokrat dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Tak diduga, seorang Jenderal (Purn) Moeldoko dipilih menjadi Ketua Partai Demokrat versi KLB Sumatra Utara. Hal itu pun membuat SBY geram.
Sebab Moeldoko adalah mantan bawahannya saat menjabat sebaga Presiden Republik Indonesia ke-6. Moeldoko diangkat menjadi Panglima TNI oleh Presiden SBY.
SBY merasa bersalah karena pernah memberikan kepercayaan dan jabatan kepada Kepala Staf Kepresiden (KSP) Moeldoko.
Baca Juga:Dijadikan Ketua PD Versi KLB, Ade Armando Minta Moeldoko Mundur dari Istana
"Hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara kita, memang banyak yang tercengang dan tidak percaya bahwa KSP Moeldoko bersengkongkol, tega, dan dengan darah dingin melakukan kudeta," kata SBY dalam konferensi pers di Puri Cikeas, Jumat (5/3/2021) malam.

Menurut dia, perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji tersebut jauh dari sikap kesatria dan nilai moral, serta mendatangkan rasa malu bagi seorang yang pernah aktif sebagai prajurit TNI.
"Termasuk rasa malu dan bersalah saya yang dahulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya (Moeldoko). Saya mohon ampun kepada Allah Swt. atas kesalahan saya itu," ujar SBY.
Megawati Kecolongan
Namun jika melihat sejarah, apa yang dilakukan Moeldoko seakan kita teringat peristiwa Pilpres 2004. Yang saat itu Susilo Bambang Yudhoyono melawan Megawati Soekarno Putri.
Baca Juga:Tolak dan Tak Akui Moeldoko Ketua Umum, Demokrat Jatim Solid Dukung AHY
SBY sebelumnya adalah seorang Menko Polhukam dari kabinet yang dipimpin Megawati. Namun SBY kala itu mengundurkan diri dan maju sebagai capres melawan Megawati bersama Jusuf Kalla.
- 1
- 2