Ubah Kesan Seram, Kuburan di Klaten Dicat Warna-Warni

Warga sekitar mengecat warna-warni seratusan kijing di tempat pemakaman umum atau kuburan

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 23 Maret 2021 | 06:35 WIB
Ubah Kesan Seram, Kuburan di Klaten Dicat Warna-Warni
Kuburan atau tempat pemakaman dicat warna-warni di TPU Sasono Palereman, Jetis RT 003 dan RT 004 di RW 002, Desa Bakungan, Karangdowo, Klaten. [Solopos.com/Ponco Suseno]

SuaraJawaTengah.id - Kuburan atau tempat pemakaman biasanya memiliki kesan menyeramkan. Kesan itu dibuat, agar setiap orang takut akan datangnya kematian. 

Namun rupanya itu tidak terjadi di desa Jetis RT 003 dan RT 004 di RW 002, Desa Bakungan, Kecamatan Karangdowo,Klaten. Warga sekitar mengecat warna-warni seratusan kijing di tempat pemakaman umum (TPU) Sasono Palereman dukuh setempat, Minggu (21/3/2021).

Usut punya usut, mereka mengecat warna-warni tempat pemakaman itu dilakukan guna menghilangkan kesan angker.

Dilansir dari Solopos.com, pengecatan kijing menjadi warna-warni itu berawal saat sebanyak 80 warga laki-laki menggelar kerja bakti membersihkan TPU Sasono Palereman di RW 002 pada Minggu kemarin.

Baca Juga:Ditemukan Banyak Tulang Manusia, Lokasi Ini Disebut Kuburan Massal

Di saat bersamaan, sejumlah ibu rumah tangga (IRT) bertugas menyiapkan makanan dan minuman untuk orang yang bekerja bakti.

Selain membersihkan rumput di TPU seluas kurang lebih 500 meter persegi, warga juga mengecat pagar TPU setempat. Semula, pagar dicat warna biru. Warga membeli dua cat, masing-masing berukuran lima kilogram.

Begitu rampung mengecat pagar, kawula muda mengusulkan agar kijing yang di dalam pagar juga dicat warna-warni.

Hal itu ditujukan agar suasana makam terlihat meriah. Selama ini, suasana di kompleks makam terkesan kumuh dan angker. Dengan dicat warna-warni, diharapkan suasana TPU tak kumuh dan tak lagi angker.

Begitu mendengar usulan dari kawula muda itu, para sesepuh di RW 002 menyatakan setuju. Warga pun kembali melanjutkan kerja bakti dengan mengecat puluhan kijing berwarna merah, kuning, kuning, hijau, biru.

Baca Juga:TPK Covid-19 Macanda Dibuka Bagi Peziarah, Prokes Diatur Secara Ketat

Warga urunan membeli cat secara dadakan. Warga membeli cat secara bertahap. Total cat yang dibutuhkan mencapai enam kilogram.

"Satu kaleng atau satu kilogram cat itu harganya Rp32.000. Kami urunan membeli enam kilogram. Sedangkan yang cat warna biru sebanyak 10 kg itu dibeli dari uang kas pengurus. Kami mulai mengecat dari Minggu pagi hingga Minggu sore. Dari ahli waris tidak ada yang komplain dengan rencana itu. Semua setuju. Ketika kondisi makam bersih dan menarik dipandang, dalam berdoa juga semakin khusyuk," kata Kepala Urusan (Kaur) Perencanaan Desa Bakungan, Kecamatan karangdowo, Samiyono, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Senin (22/3/2021).

Samiyono mengatakan pembersihan dan pengecatan menjadi tradisi tahunan menjelang sadranan. Nantinya, warga akan menggelar zikir dan tahlil di lokasi tersebut.

"Jadi awalnya itu resik-resik, mengecat pagar, terus mengecat kijing. Setelah dicat itu, suasana memang jadi meriah. Kesan wingit atau horornya hilang," katanya.

Samiyono mengatakan di TPU Sasono Palereman sempat dipenuhi cungkup. Keberadaan cungkup itu membuat suasana TPU terkesan angker.

"Dahulu ada sekitar 20-25 cungkup. Lalu, kami memugarnya secara bertahap. Kali terakhir, empat bulan lalu. Saat ini sudah tak ada cungkupnya," katanya.

Hal senada dijelaskan warga RW 002, Desa Bakungan, Kecamatan Karangdowo, Suryanto alias Gogon, 44. Seluruh warga di daerahnya turut serta saat membersihkan dan mengecat kijing di TPU Sasono Palereman.

"Pengecatan kijing itu berjalan spontanitas. Di sini ini, masyarakatnya masih guyub. Begitu dikentongi, warga berkumpul untuk kerja bakti," katanya.

Warga RW 002 Bakungan lainnya, Maryanto, 40, mengatakan warga di daerahnya akan menggelar acara sadranan, Senin pekan mendatang.

"Di sini masih nguri-uri budaya Jawa dengan menggelar acara sadranan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini