Waduh, Minat Warga Salatiga untuk KB Menurun Saat Pandemi

Penurunan hampir di seluruh metode kontrasepsi baik IUD, MOP, kondom, implan, suntik, maupun pil.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 06 April 2021 | 11:02 WIB
Waduh, Minat Warga Salatiga untuk KB Menurun Saat Pandemi
Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, saat mengisi acara lokakarya tentang Keluarga Berencana di Aula Kecamatan Argomulyo, Senin (5/4/2021). [Semarangpos.com-Humas Pemkot Salatiga]

SuaraJawaTengah.id - Pandemi Covid-19 diprediksi membuat terjadinya ledakan pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah, termasuk di Kota Salatiga.

Hal itu diketahui dari menurunnya minat warga di wilayah itu untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB) selama pandemi.

Dilansir Semarangpos.com--jaringan Suara.com, Selasa (6/4/2021), Pemkot Salatiga menyebutkan jumlah peserta KB di Salatiga pada 2020 mencapai 1.768 orang.

Angka ini mengalami penurunan sekitar 29% dari tahun sebelumnya, 2019 yang mencapai 2.485 peserta.

Baca Juga:Jangan Takut, Penelitian Buktikan Puasa Aman Dilakukan Di Tengah Pandemi

Penurunan hampir di seluruh metode kontrasepsi baik IUD, MOP, kondom, implan, suntik, maupun pil.

“Jumlah [penurunan peserta] ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Kita harus bisa memberikan pemahaman tentang pentingnya program KB ke masyarakat. Agar semua bisa berjalan bersama dan baik,” ujar Wali Kota Salatiga, Yuliyanto.

Menurut Yuliyanto, program Bangga Kencana bertujuan melakukan intervensi kepada keluarga oleh BKKBN dan perangkat daerah pengelola KB. Program ini dibentuk untuk menyeimbangkan kebutuhan dan jumlah penduduk yang ada.

“ Program  Keluarga Berencana bertujuan agar keluarga sebagai unit kecil menjadi NKKBS [Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera]. Sehingga, keluarga bisa membina dan membentuk keluarga yang andal,” kata Yuliyanto.

Wali Kota Salatiga menambahkan tantangan program KB ke masyarakat saat ini adalah membangun keluarga melalui pelayanan kontrasepsi bagi masyarakat. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Baca Juga:Ramadan Saat Pandemi, Studi Ini Sebut Belum Ada Orang Mati Karena Puasa

“Ini tidak hanya fokus ke masalah kependudukan dan KB saja. Tapi, pembangunan keluarga mulai dari rencana keluarga yang baik dengan beberapa program seperti Bina Keluarga Balita [BKB] untuk menurunkan stunting, program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui PKBR, PUP, serta keterampilan hidup dan pendidikan,” imbuhnya.

Selain itu, Yuliyanto juga mengingatkan adanya pelayanan kontrasepsi. Pembatasan interaksi secara fisik saat ini menjadikan intensitas pelayanan dan akses kesehatan termasuk pelayanan kontrasepsi menjadi terkendala.

“Pada masa pandemi ada kekhawatiran terhadap penurunan jumlah peserta KB. Ini tentunya berpotensi meningkatkan laju pertumbuhan. Ini harus kita pikirkan dan cari solusi terbaik,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini